Mohon tunggu...
ONY RENALDY
ONY RENALDY Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Ony Renaldy, seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya jurusan sosiolog]. Saat ini saya berada di semester 4 dan sangat menikmati proses belajar serta pengembangan diri di kampus. Sebagai seorang mahasiswa, saya memiliki ketertarikan yang kuat dalam bidang seni, yang tercermin dari prestasi akademis dan partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan kampus. Selain itu, saya juga aktif dalam organisasi kemahasiswaan, di mana saya belajar banyak tentang kepemimpinan, kerjasama tim, dan manajemen waktu. Selain itu, saya memiliki beberapa hobi yang saya tekuni seperti olahraga. Hobi ini tidak hanya membantu saya untuk bersantai di tengah kesibukan kuliah, tetapi juga memberi saya kesempatan untuk mengembangkan keterampilan lain yang berguna. Secara keseluruhan, saya adalah seorang mahasiswa yang berusaha untuk selalu belajar dan berkembang, baik di bidang akademis maupun non-akademis. Saya berkomitmen untuk terus meningkatkan kemampuan diri dan memberikan kontribusi positif di setiap kesempatan yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kerentanan Konflik Berbasis Gender Terhadap Individu Yang Mengalami Disabilitas

18 Juni 2024   09:30 Diperbarui: 18 Juni 2024   09:35 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penyandang disabilitas perempuan. Foto: Designed by Freepik Input sumber gambar

Sosial model memandang disabilitas disebabkan oleh adanya hambatan karena faktor-faktor yang ada disekitarnya(Aryanto 2021). Pandangan ini menyoroti bagaimana lingkungan sosial dan sikap masyarakat berperan besar dalam menciptakan dan memperparah disabilitas. Model ini juga menekankan bahwa  ketidakmampuan individu yang mengalami disabilitas bukan hanya disebabkan oleh kondisi medis atau fisik mereka tetapi juga hambatan sosial yang menghambat mereka untuk berpartisipasi secara bebas di lingkungan masyarakat.

Hambatan sosial yang dimaksud seperti ketika masyarakat memandang bahwa ketidak mampuan perempuan yang memiliki kondisi disabilitas bukan hanya faktor disabilitas saja, tetapi juga karena norma-norma gender yang menganggap mereka lebih lemah atau tidak berdaya. Pandangan seperti ini akan menghambat mereka untuk berpartisipasi secara bebas di lingkungan masyarakat, seperti hambatan dalam memperoleh pekerjaan, Pendidikan dan aksesibilitas di lingkungan masyarakat.

Kesimpulan dari pandangan sosial model dalam melihat kerentanan konflik berbasis gender terhadap disabilitas menyoroti perlu adanya pendekatan komprehensif dan inklusif untuk mengatasi diskriminasi ganda yang dihadapi oleh perempuan dengan disabilitas. Reformasi sistem hukum dan kebijakan yang lebih inklusif, serta peningkatan kesadaran masyarakat, sangat diperlukan untuk memberikan perlindungan dan dukungan yang memadai. Dengan demikian, perempuan dengan disabilitas dapat berpartisipasi penuh dalam masyarakat dan mendapatkan keadilan yang mereka butuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun