Mohon tunggu...
Zani KurniaSari
Zani KurniaSari Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

Semoga kamu bisa temukan hal yang tidak pernah kamu dapati dimanapun, disini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Memantau Kualitas Air di Lingkungan Sekitar menggunakan WQMS (Water Quality Monitoring System) Mertani

19 April 2024   10:38 Diperbarui: 19 April 2024   10:59 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kualitas air merupakan hal yang vital bagi kehidupan manusia dan ekosistem. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, masalah terkait kualitas air semakin menjadi perhatian serius. Berbagai faktor seperti polusi industri, limbah domestik, dan perubahan iklim telah menyebabkan penurunan kualitas air di berbagai wilayah. Air yang tercemar dapat mengancam kesehatan manusia, merusak ekosistem perairan, serta mengganggu aktivitas pertanian dan perikanan. Dalam konteks ini, penting untuk memahami dan memantau secara terus-menerus kualitas air di lingkungan sekitar. Pemantauan ini membantu dalam mendeteksi perubahan yang terjadi pada parameter-parameter kualitas air seperti pH, oksigen terlarut, suhu, dan kandungan bahan kimia berbahaya lainnya. Dengan pemantauan yang tepat, dapat diambil tindakan preventif untuk mengurangi dampak negatif yang disebabkan oleh penurunan kualitas air. Inilah pentingnya penggunaan sistem pemantauan kualitas air seperti WQMS (Water Quality Monitoring System) Mertani. Melalui pengenalan dan penerapan teknologi ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang kualitas air dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.

A. Definisi WQMS Mertani

Water Quality Monitoring System (WQMS) adalah sebuah sistem yang dirancang khusus untuk secara terus-menerus mengawasi, mengukur, dan menganalisis berbagai parameter yang mempengaruhi kualitas air di suatu wilayah atau lokasi tertentu. Tujuannya tidak hanya sekadar memastikan kualitas air yang digunakan untuk keperluan manusia dan lingkungan tetap terjaga, tetapi juga untuk mendeteksi perubahan atau pola tertentu dalam parameter-parameter kualitas air yang dapat mengindikasikan potensi ancaman terhadap kesehatan manusia dan ekosistem perairan.Dengan menggunakan sensor-sensor yang dipasang di berbagai titik di dalam sumber air atau sistem distribusi air, WQMS secara real-time mengumpulkan data mengenai parameter-parameter seperti pH, oksigen terlarut, suhu, kekeruhan, dan kandungan bahan kimia berbahaya lainnya. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara komprehensif untuk memahami kondisi kualitas air secara keseluruhan serta untuk mengidentifikasi potensi sumber pencemaran atau gangguan lainnya.Melalui penggunaan WQMS, pihak berwenang dapat mengambil tindakan yang cepat dan tepat dalam menanggapi perubahan atau ancaman terhadap kualitas air. Hal ini memungkinkan adanya langkah-langkah pencegahan yang proaktif untuk melindungi kesehatan masyarakat, menjaga keberlanjutan ekosistem perairan, serta mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air secara keseluruhan. Dengan demikian, WQMS menjadi salah satu alat yang sangat penting dalam upaya pemantauan dan pemeliharaan kualitas air yang berkelanjutan.

B. Kualitas Air Sebagai Indikator Lingkungan Sehat

1. Parameter Kualitas Air yang Diukur

Pemantauan kualitas air melibatkan pengukuran beberapa parameter yang mencerminkan kondisi keseluruhan lingkungan perairan. Salah satu parameter utama adalah pH, yang mengukur tingkat keasaman atau kebasaan air. Oksigen Terlarut (DO) juga penting untuk diukur karena merupakan indikator vital bagi kehidupan organisme perairan. Selain itu, kekeruhan air, yang mengindikasikan tingkat kejernihan, juga diukur. Kandungan bahan organik dan kimia, termasuk logam berat dan pestisida, juga menjadi fokus dalam pemantauan untuk mengetahui tingkat pencemaran yang mungkin terjadi.

2. Penyebab Perubahan Kualitas Air

Perubahan dalam kualitas air dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Pencemaran industri adalah salah satu penyebab utama, di mana limbah dari proses industri dapat mengandung bahan kimia berbahaya yang memengaruhi kualitas air. Selain itu, limbah domestik dari rumah tangga juga dapat mencemari sumber air dengan deterjen, fosfat, dan bakteri. Aktivitas pertanian juga dapat mempengaruhi kualitas air melalui penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan. Perubahan alami seperti erosi tanah dan perubahan iklim juga dapat memengaruhi aliran sungai dan danau, mengubah kualitas air secara signifikan.

3. Dampak Perubahan Kualitas Air terhadap Lingkungan

Perubahan dalam kualitas air dapat memiliki dampak yang serius pada lingkungan sekitarnya. Misalnya, peningkatan kandungan bahan kimia berbahaya dapat merusak ekosistem perairan, mengganggu rantai makanan, dan mengancam keberlanjutan sumber daya alam. Selain itu, air yang tercemar juga dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi manusia yang menggunakan air tersebut untuk keperluan konsumsi atau aktivitas sehari-hari. Ancaman terhadap kesehatan dan ketersediaan air bersih juga menjadi dampak yang signifikan dari perubahan kualitas air terhadap lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun