Mohon tunggu...
Ony Jamhari
Ony Jamhari Mohon Tunggu... profesional -

Ony Jamhari adalah Entrepreneur, Travel Writer, and Educator FB Page: Travel with Ony Jamhari Instagram and Twitter: @ojamhari or @alsjuice

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Selamat Datang "Euro 4" di Indonesia

14 Februari 2018   20:12 Diperbarui: 14 Februari 2018   20:21 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sewaktu masih kuliah dan sampai sekarang Saya sering sekali menggunakan jasa transportasi bus antar kota dan antar provinsi. Salah satu hal yang selalu membekas dalam benak Saya adalah tulisan EURO 1, 2, 3, dan 4 yang biasanya terpasang di bagian badan bis. Awalnya Saya berpikir maksud tulisan tersebut adalah mesin bus dibuat di Eropa. Ternyata tidaklah demikian. Setelah membaca beberapa referensi Saya baru mengetahui bahwa tulisan EURO dalam bis tersebut punya arti yang lebih luas.

EURO adalah sebuah standar emisi yang diterapkan negara-negara Uni-Eropa yang bertujuan untuk memperkecil kadar bahan pencemar yang dihasilkan kendaraan bermotor.  EURO mensyaratkan bahwa kendaraan harus memiliki kadar gas buang berada di bawah ambang tententu. Hal itu tentunya berkaitan dengan bahan bakar yang kita pakai untuk kendaraan bermotor kita.  Saat ini ada lima tingkatan standar yaitu EURO 1 sampai EURO 5.

Tiga hari yang lalu Saya sedikit kecewa ketika pergi ke sebuah pom bensin di kota Bogor. Kekecewaan itu karena bahan bakar Pertamax habis. Teman Saya yang kebetulan duduk di samping Saya bertanya kamu masih dapat mengisi bahan bakar lain ada Pertalite atau Premium. Sudah bukan jamannya lain pakai kedua jenis bahan bakar tersebut kata Saya. Wah sombong sekali kamu ya, katanya.

Saya pun kemudian menjelaskan kepada dia bahwa sudah dua tahun terakhir ini Saya selalu mengisi mobil dan motor Saya dengan bahan bakar Pertamax. Alasannya bahan bakar ini termasuk bakan bakar dengan oktan yang tinggi yang tidak hanya bagus untuk mesin kendaraan tetapi juga untuk lingkungan hidup. Bulan lalu Saya sempat menulis bagaimana di negara maju seperti Jepang kita tidak bisa menjumpai asap dari knalpot kendaraan bermotor.

elshinta.com
elshinta.com
Teman Saya pun mulai bilang, kenapa kamu perhatian dengan bangsa ini, bukannya susah mengajak orang di sini untuk berubah. Saya pun ketawa mendengar hal ini. Bagi Saya sendiri kemauan berubah itu harus datang dari kita sendiri. Kalau saat ini bangsa kita ingin seperti negara-negara maju lain maka kita harus punya kemauan untuk berubah. Untuk mengubah mindsetini tidaklah mudah. Perlu kemauan dan juga disiplin. Mindset itulah yang Saya lihat dan rasakan ketika berinteraksi dengan mereka.

Sebenarnya dulu Saya juga tidak begitu memperhatikan tentang lingkungan hidup, tetapi setelah pergi ke beberapa negara dan melihat langsung betapa nyamannya jalan di kota besar dengan udara bersih membuat Saya bermimpi bahwa Jakarta atau kota lain di Indonesia harus bisa seperti itu.

Masyarakat Indonesia termasuk Saya sendiri mungkin juga belum tahu bahwa ternyata pemerintah Indonesia juga berusaha untuk terus menjaga lingkungan hidup. Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) No. 20 tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor maka mulai tahun 2018 Pemerintah Indonesia menetapkan BBM EURO tipe 4 secara bertahap hingga 2012.

Saat ini standar BBM EURO yang kita pakai baru sampai tahap tipe 2. Standar ini masih sangat jauh dari Standard EURO yang dipakai oleh negara-negara maju yaitu EURO 5. Walaupun Indonesia belum sampai ke standar tersebut tetapi kita perlu berbangga bahwa ada upaya serius dari pemerintah menuju ke arah sana. Setidaknya mulai tahun depan Standar EURO 4 akan mulai diterapkan di negeri ini.

Ada banyak sekali manfaat yang nantinya dapat dirasakan dengan penerapan kebijakan ini baik dari sektor industri kendaraan bermotor tetapi juga lingkungan dan masyarakat. Dari sektor industri dengan penerapan ini maka diharapkan bahwa negara lain akan berinvestasi ke Indonesia karena banyak negara lain yang memakai EURO 4 jadi secara standar kita akan sama dengan negara tersebut. Hal ini juga berdampak adanya potensi ekspor ke negara-negara dengan spesifikasi yang sama dengan ini.

daihatsu.co.id
daihatsu.co.id
Bagi kita sendiri dengan penerapan ini maka kualitas udara lebih baik dan penggunaan bahan bakar pun menjadi efisien. Udara yang bersih akan membuat kita nyaman dan sehat. Namun demikian tentunya banyak sekali tantangan supaya pelaksanaan dari program ini berhasil. Tantangan tersebut tidak hanya berasal dari pengguna tetapi juga produsen itu sendiri yaitu PERTAMINA. Hal ini berkaitan dengan produksi, ketersediaan bahan, dan distribusi penyebaran BBM berstandar EURO ini.

Ketika tiga hari lalu Saya pergi ke Pom Bensin dan bahan bakar yang Saya inginkan tidak tersedia adalah contoh nyata ketidaksiapan kita dalam hal ini. Sebagai konsumen memang kita kadang-kadang tidak mau tahu mengapa bahan bakar bisa habis. Jangan sampai kami yang loyal ke Pertamax berpindah ke merek lain dari produsen lain.

Saya percaya bahwa kesuksesan dari kebijakan program BBM EURO 4 juga tidak lepas dari keseriusan pemerintah dalam hal ini Kementerian Lingkungan dan Kehutanan untuk selalu memonitor program ini berjalan di lapangan. Narasi yang sudah ditulis dalam peraturan ini sudah sangat bagus tetapi hal ini bisa tidak berjalan baik jika tidak ada monitor dan evaluasi dari seluruh pihak secara regular mengenai hal ini.

Sampai saat ini, Saya sendiri sangat optimis dan positip bahwa penerapan EURO 4 akan berdampak baik untuk kita semua. Semoga mimpi Saya melihat langit biru dan udara bersih khususnya di kota-kota besar di Indonesia menjadi nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun