Mohon tunggu...
Ony Jamhari
Ony Jamhari Mohon Tunggu... profesional -

Ony Jamhari adalah Entrepreneur, Travel Writer, and Educator FB Page: Travel with Ony Jamhari Instagram and Twitter: @ojamhari or @alsjuice

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tegalalang, Lukisan Alam, di Ubud

6 Januari 2014   18:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:05 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesona Bali memang tiada duanya. Hampir setiap wisata yang ada inginkan ada di pulau dewata ini. Bagi sebagian orang berkunjung ke Bali adalah sebuah mimpi, demikian pula dengan saya. Di pulau Bali inilah kita bisa melihat keindahan alam Indonesia yang tiada duanya. Kunjungan ke Bali pada akhir bulan Desember lalu sangat membekas di hati saya.  Saya tidak hanya dapat menikmati pantai, museum, dan makanan, tetapi juga melihat keindahan Terasering, Tegalalang.

[caption id="attachment_314178" align="aligncenter" width="484" caption="Tegalalang, Ubud, Bali, Indonesia "][/caption]

Lokasi Tegalalang berada di Ubud yang terletak di bagian tenggah pulau Bali. Ada banyak cara untuk pergi ke tempat ini. Namun demikian, wisata di Bali paling efektif menurut saya adalah menyewa mobil. Harga sewa mobil di Bali berkisar antara Rp. 350.000 sampai Rp. 450.000 per 12 jam termasuk bensin dan supir. Jika Anda berpergian dengan banyak orang maka harga ini akan menjadi sangat murah.

Ubud memang menjadi salah satu tempat favorit dan wajib dikunjungi selama Anda pergi ke Bali. Jika Anda jenuh dengan kesibukan di kota besar maka Ubud dapat menjadi alternatif tempat untuk melepas kepenatan dan mencari sumber inspirasi. Tidaklah berlebihan jika banyak kegiatan seni besar diselenggarakan di kota ini seperti Ubud Writers and Readers Festival. Bahkan tempat ini juga pernah menjadi tempat lokasi shooting film “Eat, Pray, Love”.

[caption id="attachment_314179" align="aligncenter" width="489" caption="Wisatawan Asing Menikmati Suasana Tegalalang"]

1389008132274983203
1389008132274983203
[/caption]

Cuaca pada hari tersebut memang kurang bersahabat karena hujan turun sejak pagi hari. Namun demikian, tidak ada alasan malas untuk tidak keluar dari kamar hotel. Bulan Desember adalah musim hujan di Indonesia. Bapak Nyoman, sopir sekaligus pemandu saya sudah mengantarkan saya berjalan-jalan sejak pagi hari. Dimulai dari kunjungan ke Museum the Soekarno Center, Istana Tampak Siring, Danau Kintamani, dan terakhir adalah di Ubud.

Hujan turun dengan deras ketika saya sampai di Ubud. Lokasi pertama yang saya tuju adalah Tegalalang. Sangat sulit untuk mendapatkan tempat parkir mobil karena banyaknya wisatawan yang datang ke tempat ini. Akhirnya kami dapat tempat parkir yang agak jauh dari Tegalalang. Sesaat kemudian, hujan sedikit reda dan saya memutuskan untuk untuk minum kopi di sebuah warung yang berada di sepanjang jalan menuju Tegalalang.

Sambil minum kopi saya sempatkan membaca koran lokal terbitan Bali. Suasana seperti ini menjadi suasana favorit saya. Rasa lelah segera hilang dan berganti dengan rasa syukur dan segar karena bisa menikmati keindahan pulau dewata.. Akhirnya tepat jam lima sore hujan berhenti. Bergegas saya keluar warung kopi dan berjalan ke tempat utama dimana saya bisa melihat Tegalalang.

Sudah banyak sekali orang yang memadati Tegalalang ketika saya sampai di sana. Sebuah pemandangan luar biasa ada di depan saya. Sawah-sawah berbentuk terasering berjejer rapi dan sangat terawat. Nampak dua petani masih bekerja menyemai padi. Bulan Desember adalah waktu dimana mereka mulai menanam padi. Air mengalir dan memasuki sawah-sawah petani tersebut. Selain itu nampak juga pohon kelapa di sekitar sawah tersebut.

Sudah lama saya tidak melihat pemandangan seperti ini.  Kalau boleh jujur pemandangan sore tersebut nampak seperti sebuah lukisan. Inilah lukisan nyata alam Indonesia. Lukisan alam ini tidak hanya enak dipandang mata tetapi juga mengingatkan kita semua akan suburnya alam Indonesia. Sangat disayangkan bahwa hal ini jarang kita jumpai di kota-kota besar di Indonesia saat ini. Kita lebih sering melihat mall.

[caption id="attachment_314180" align="aligncenter" width="498" caption="Petani Mulai Menyemai Padi "]

13890082601312148592
13890082601312148592
[/caption]

Hijaunya warna sawah dan pohon-pohon yang baru saja diguyur hujan menjadikan pemandangan sore tersebut menjadi semakin indah. Sebelum pulang saya sempatkan mengabadikan keindahan Tegalalang. Saya ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa inilah alam Indonesia yang tiada duanya. Mari kita terus jaga dan rawat alam ini untuk kita manfaatkan bagi kesejahteraan kita semua.

(Daejeon, South Korea, 6 Desember 2014, FB: Travel with Ony Jamhari)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun