Mohon tunggu...
Ony Jamhari
Ony Jamhari Mohon Tunggu... profesional -

Ony Jamhari adalah Entrepreneur, Travel Writer, and Educator FB Page: Travel with Ony Jamhari Instagram and Twitter: @ojamhari or @alsjuice

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Ginseng di Negeri Ginseng

12 Oktober 2012   10:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:54 1589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_217664" align="aligncenter" width="483" caption="Korea Ginseng dalam Botol"][/caption] Ginseng adalah salah satu tanaman yang sangat dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit serta meningkatkan daya tahan dan stamina. Kota Geumsan yang berlokasi di Korea Selatan menjadi produsen ginseng terbesar dan terbaik di negeri ginseng ini. Musim gugur baru saja merambah Korea. Cuaca yang sebelumnya panas berangsur-angsur menjadi dingin dan membuat suhu udara lebih segar. Suasana seperti ini sungguh menyenangkan khususnya bagi mereka yang suka melakukan aktifitas di luar rumah. Musim gugur menjadi musim yang ditunggu-tunggu oleh para petani karena pada saat ini mereka dapat memanen baik hasil pertanian maupun perkebunannya. Tidak terkecuali petani gingseng. Tepat pada musim gugur pula di Korea diadakan festival ginseng yang berlokasi di Geumsam, daerah penghasil ginseng terbesar dan terbaik di negeri ginseng ini. Tahun ini menjadi festival ke 32 dan berlangsung dari tanggal 14-23 September 2012. Kota Geumsan terletak di tengah semenanjung Korea, tepatnya di provinsi Chungcheongnam-do. Sangat mudah untuk pergi ke kota ini baik dari kota Seoul maupun kota-kota besar di Korea. Dari kota Seoul, para pengunjung dapat pergi naik bis sekitar 2 jam atau naik kereta api cepat, KTX sekitar 1.5 jam. Setiap tahunnya kota ini akan dipenuhi oleh wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri yang tertarik dengan gingseng khususnya pada saat festival digelar. Hampir 80% gingseng yang diperdagangkan di Korea berasal dari kota ini. Selain terkenal sebagai kota ginseng, di kota ini banyak juga dijumpai toko obat-obatan tradisional Korea. Orang Korea percaya bahwa ginseng berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit seperti tumor, diabetes, kanker, dan juga stres selain juga untuk meningkatkan daya tahan dan stamina. Udara sangat cerah ketika saya dan beberapa teman berkunjung ke kota ini. Di depan pintu masuk kota Geumsan, kita dapat melihat patung besar ginseng. Patung ini seakan menjadi tanda bahwa kota ini adalah kota ginseng. Di kanan dan kiri jalan kita dapat melihat juga tanaman padi yang mulai menguning siap untuk dipanen dan juga tanaman ginseng yang ditutupi oleh selambu hitam. Karena kondisi geografis dan lingkungan yang baik, tanaman ginseng dapat tumbuh baik di daerah Geumsan. Selain Korea kita juga mengenal ginseng yang berasal dari China dan Amerika. Di dalam pintu masuk festival para petugas menyebarkan informasi mengenai tempat yang dapat dikunjungi selama berada di pameran. [caption id="attachment_217665" align="aligncenter" width="483" caption="Pasar Tradisional Ginseng di Geumsan"]

13500388521190635845
13500388521190635845
[/caption] Saya langsung menuju ke pasar tradisional ginseng. Di tempat ini pengunjung dapat melihat langsung proses jual beli ginseng yang masih mentah (belum diolah). Ginseng segar tersebut biasanya dibeli langsung untuk beberapa tujuan misalnya untuk bahan makanan atau obat-obatan. Walaupun ada banyak jenis ginseng dan sulit membedakan mana yang berkualitas baik atau tidak, para pembeli tidak perlu khawatir karena semua pedagang di pasar ini sangat jujur. Mereka tidak akan menipu pembeli. Citra Geumsan sebagai tempat ginseng akan rusak jika hal ini terjadi. Selain jenisnya, ukuran berat yang dipergunakan dalam membeli ginseng juga berbeda dengan produk lainnya. Para pedagang menimbang berdasarkan berat 3/4 kilogram. Harganya pun sangat beragam dari KRW 20,000 sampai KRW 500,000 atau sekitar Rp. 200,000 sampai Rp. 500,000. Jika Anda membeli ginseng mentah ini maka harus menaruhnya di tempat khusus dengan suhu tertentu seperti lemari es. Hal ini untuk menjaga kelembaban udara supaya ginseng terus segar dan tidak menjadi tidak busuk. Festival ginseng kali ini diselenggarakan tepat seminggu sebelum hari raya Chuseok. Chuseok adalah hari Thanksgiving Korea. Pada hari ini, orang Korea mengucapkan syukur karena mendapatkan hasil panen yang baik. Seperti hari raya Lebaran atau Natal, selama Chuseok orang-orang Korea akan pulang kampung atau berkumpul dengan keluarganya. Mereka akan pergi ke tempat leluhur mereka dan juga membuat makanan dan minuman tradisional Korea seperti songpyeon, sindoju, dan dongdongju. Dalam kesempatan tersebut mereka biasanya juga memberikan hadiah kepada orang yang lebih tua. Ginseng adalah salah satu hadiah paling baik dan biasa mereka berikan. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan jika pada hari tersebut pasar dipadati oleh keluarga Korea yang ingin membeli ginseng. Sesudah pergi ke pasar, saya sempatkan mengunjungi museum ginseng yang berada di dalam lokasi festival. Di tempat ini, para pengunjung dapat menikmati pertunjukan film 4D yang bercerita mengenai sejarah ginseng lewat karakter kartun ginseng. Dalam film berdurasi kurang lebih 15 menit ini mereka diajak untuk lebih tahu mengapa ginseng sangat penting dalam kehidupan manusia. Selesai menonton film, saya melanjutkan kunjungan ke aula pertunjukan yang memamerkan berbagai tanaman ginseng. Saya juga dapat melihat proses bagaimana para petani mulai menanam, memanen, dan memproduksi ginseng untuk dijual di pasar. Sebuah proses yang sangat panjang. [caption id="attachment_217675" align="aligncenter" width="320" caption="Penunjuk Arah Geumsan "]
1350041574883806290
1350041574883806290
[/caption] Kunjungan berikutnya adalah International Ginseng Trade Fair. Di tempat ini para pengunjung dari mencoba dan juga membeli produk gingseng yang sudah jadi. Produk-produk olahan ginseng yang sangat populer antara lain adalah minuman, teh, permen, coklat, jelly, pil dan sebagainya. Harganya sangat bervariasi tergantung dari jenis ginseng itu sendiri. Saya sendiri tidak membeli apa-apa tetapi hanya mencicipi contoh dari produk-produk tersebut secara gratis. Saat ini pemerintah Korea secara aktif mempromosikan ginseng sebagai tanaman yang berkasiat dan aman untuk dikonsumsi untuk masyarakat banyak. [caption id="attachment_217666" align="aligncenter" width="483" caption="Ginseng Mentah"]
13500389211612347394
13500389211612347394
[/caption] Puas berkunjung ke dua lokasi tersebut, saya kemudian pergi ke panggung pertunjukan untuk menikmati atraksi kesenian tradisional Korea Samul Nori. Atraksi Samul Nori, musik drum khas Korea benar-benar menghibur pengunjung pada siang hari itu. Para pemain yang berseragam biru dan putih mengajak para penonton untuk menari bersama. Di sekeliling panggung para pengunjung juga dapat mengikuti beberapa lomba yang diadakan oleh para panitia seperti lomba menari dan menyanyi. Nampak pula manusia ‘balon’ gingseng menyapa para pengunjung dan mengajak mereka untuk terlibat aktif dalam kegiatan lomba tersebut. Setelah lelah berkeliling dan menikmati pertujukan kesenian Korea, saatnya untuk mencoba “Red Ginseng Foot Spa”. Di sini, para pengunjung dapat merendam kaki di baskom kayu yang sudah berisi air ginseng panas. Ini adalah pertama kali saya melakukan foot spa di Korea. Sebelumnya petugas meminta saya untuk membersihkan kaki dan memberikan dua handuk bersih. Harga untuk menikmati fasilitas ini adalah KRW 1,000 atau Rp. 10,000 per tiga puluh menit. Tidak ada sensasi khusus yang saya rasakan ketika meredam kaki di dalam baskon tersebut. Tetapi sesudah selesai saya dapat merasakan bahwa kondisi tubuh menjadi segar. Berkunjung ke Geumsan tidak akan lengkap jika tidak menikmati makanan khas yang terbuat dari ginseng yaitu Samgetang, sop ayam ginseng dan gorengan ginseng. SOP AYAM GINSENGSAMGETANG Samgetang adalah salah satu makanan yang tidak hanya terkenal di tempat ini tetapi juga di seluruh Korea. Samgetang disajikan dalam sebuah mangkuk sop yang terdiri dari satu ayam utuh yang didalamnya berisi nasi, ginseng, kurma, dan juga beberapa bumbu yang lain. Dalam sejarahnya Samgetang hanya di makan pada saat musim panas. Orang Korea percaya bahwa sesudah makan sup ini tubuh mereka akan kembali segar khususnya setelah beraktifitas dengan udara yang sangat panas. Mereka juga percaya bahwa dengan makan Samgetang maka mereka akan terhindar dari penyakit. [caption id="attachment_217667" align="aligncenter" width="512" caption="Samgetang "]
13500390061403656388
13500390061403656388
[/caption] Selain Samgetang makanan lain yang perlu untuk dicoba adalah gorengan ginseng. Ginseng yang masih mentah tersebut di goreng dengan tepung. Sesudah itu gorengan dapat dimakan dengan terlebih dahulu memotongnya menjadi bagian yang lebih kecil. Rasa gorengan ginseng ini sangat pahit. Oleh sebab itu, biasanya mereka mencampur gorengan dengan sirup manis yang disediakan oleh penjual. Sambil menikmati gorengan ginseng para pengunjung juga dapat menikmati teh ginseng yang dapat menyegarkan tubuh. Dengan berkunjung ke festival ini diharapakan pengunjung akan lebih tahu mengenai ginseng sebagai salah satu tanaman yang bermanfaat banyak bagi manusia. Selain itu festival ini juga dapat menjadi tempat bagi siapa saja untuk belajar mengenai ginseng. Artikel ini di muat di Koran Seputar Indonesia tanggal 12 Oktober 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun