Mohon tunggu...
Syahrani New
Syahrani New Mohon Tunggu... Jurnalis - Writeprener

Pemerhati Sosial Politik, Pegiat Literasi, dan Mahasiswa Magister Universtas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hikmah Covid-19 di Bulan Ramadan

15 Mei 2020   02:35 Diperbarui: 15 Mei 2020   03:02 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Artinya: "Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong- menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya"(Q.S Al-Maidah[5]: 2).

Bukan berarti saat seperti sekarang ini saja kita dianjurkan tolong menlong, namun dengan merambak virus ini yang sangat berdampak pada aktivitas masyarakat menimbulkan rasa empati yang begitu dalam yang berbeda pada ramadhan sebelumnya. 

Kita mungkin yang tadinya enggan berbagi, hari ini kita ikut memikirkan orang lain dan ikut berbagi walaupun tidak banyak, akan tetapi bukankah Islam mengajarkan memberi itu bukan mengharuskan jumlah akan tetapi berapa pun jumlahnya tyang penting dalam koridor tolong menolong dalam kebaikan. 

Demikian juga banyak lembaga-lembaga Islam, non Islam, dan organisasi masyarakat lainnya saling bahu-membahu untuk menolong orang-orang yang terkena dampak langsung dari virus Covid-19, yang notebenenya mereka tergolong yang memang layak untuk diberi bantuan.

Kedua, Kepedulian kita meningkat tanpa memandang suku bahkan keyakinan sekalipun. Mungkin yang biasanya pada ramadhan sebelumnya kita hanya berbagi pada sesama muslim saja ramadhan kali kita diharuskan berbagi antar sesama tanpa memandang agama dan status sosialmya. 

Seperti yang kita lihat akhir-akhir ini bantuan-bantuan berupa sembako, masker, uang tunai, dan lain sebagainya berdatangan dari seluruh penggiat sosial kemanusian tanpa sedikipun kita temukan ada yang bertanya apa agamamu? Apa sukumu? dan dari mana kamu berasal?

Artinya kita digerakkan dari sebuah kondisi yang mengharuskan kita berbagi tanpa menelusuri, mungkin saya tidak berlebihan jika hal demikian kita sebut manusia seutuhnya yang memiliki cinta kasih tanpa sekat. 

Ketika mereka dalam kesusahan siapapun mereka kita harus sama-sama bergendengan tangan untuk membantunya, tidak lagi membantu atas dasar primordialisme dan sukuisme. 

Hal demikian seharusnya menjadi rumus hidup kita bersama baik dalam ramadhan maupun bukan dalam suasana ramadhan kita tetap membantu siapapun yang berada dalam kesusahan, karena pada dasarnya kita tidak bisa hidup sendirian pejabat butuh rakyat, rakyat butuh pejabat, orang kaya butuh orang miskin dan sebaliknya.

Ketiga, Meningkatnya disiplin dan pengendalian diri. Namun sekarang suka ada rumor ditengah-tengah masyarakat cuci tangan melulu kapan makannya?

Hal ini mungkin sudah menjadi kebiasaan di tengah-tengah masyarakat jika mencuci tangan itu dilakukan sebelum makan. Namun sekarang cuci tangan menjadi ritual wajib, habis bersalaman cuci tangan, habis keluar dari rumah cuci tangan, pulang dari mall cuci tangan, pulang dari Bank cuci tangan, pulang dari warung cuci tangan, pulang dari ATM cuci tangan dan hampir puluham kali dalam sehari kita melakukan cuci tangan setiap setelah melakukan aktivitas apapun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun