Mohon tunggu...
Syahrani New
Syahrani New Mohon Tunggu... Jurnalis - Writeprener

Pemerhati Sosial Politik, Pegiat Literasi, dan Mahasiswa Magister Universtas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemimpin Murni Bermoralitas Tanpa Batas

23 Desember 2019   15:58 Diperbarui: 23 Desember 2019   16:05 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kepemimpinan Unggul Religius terletak pada  kerja keras yang berbasis pada Nilai-nilai keislaman bukan pada keturunan, mulia itu bukan karena nasab tapi taqwa (lihat QS.Hujurat: 13) keberhasilan kinerja bukan karena pencitraan massif tapi kerja keras yang maksimal sejak awal.

Mungkin ada yang menyangka bahwa yang paling mulia adalah yang kaya harta, dari golongan konglomerat, yang cantik rupawan, yang punya jabatan tinggi, berasal dari keturunan Arab atau bangsawan.

Orientasi kerja yang punya nilai keberhasilan itu seyogyanya berbasis perencanaan matang agar hasilnya juga maksimal.  jika Masyarakat bukan dijadikan Inspirasi untuk bekerja berarti orientasi kerjanya adalah keuntungan, sehingga masyarakat hanya di jadikan alat, kalau tidak mau disebut Kacung.  

Di dalam al-Qur'an, Allah SWT berfirman tentang Nabi Muhammad (SAW):

_Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam._ (QS. al-Anbiya :107)

Saya ingin mengajak pembaca khususnya umat Islam yang meyakini Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir untuk menjadikan sosoknya sebagai inspirasi dalam menjalankan aktifitas apapun dan berprofesi sebagai apapun. Kendatipun kita tidak pernah berjumpa dengannya. Karena kita mengaku sebagai umatnya maka wajar menjadikannya sebagai tokoh inspiratif pertama di muka bumi ini.

Nabi Muhammad (SAW) memang merupakan simbol belas kasih dan pengampunan seutuhnya. Jika ada yang berbuat salah kepadanya, ia akan memaafkan mereka dan tidak merasa dendam. Pernahkah anda mendengar cerita ketika Nabi Muhammad rumahnya setiap hari ditaruhi kotoran onta oleh orang yang Nabi pun tidak kenal orangnya dan Nabi bersedia membersihkannya setiap hari.  Hingga tiba suatu ketika Kotoran itu tidak ada lagi di depan pintu rumahnya, kemudian Nabi bertanya kepada Sahabat dan Nabi pun diberi tahu oleh kalau seseorang yang sering menaruh kotoran onta itu sedang sakit, seketika Nabi minta ditunjukkan rumahnya dan ingin segera menjenguknya, betapa mulia dan agungnya perangai Nabi Muhammad ini.

Kepemimpinan adalah tentang belas kasih. Kepemimpinan juga merupakan kemampuan untuk memahami, terhubung dan terkoneksi dengan orang-orang yang dipimpinnya, untuk menginspirasi dan memberdayakan kehidupan Masyarakat.

Dari cerita di atas, tidak sedikit pun Nabi berusaha menghabisi, membenci, apalagi mengutus preman, bahkan dengan perangainya yang penuh belas kasih itu orang tersebut masuk Islam.

Pemimpin Penuh Belas Kasih itu terbentuk sejak awal, Ia murni tanpa polesan bukan yang suka "mendadak" muncul kepermukaan, penuh pencitraan & kebohongan. Karena pemimpin yang murni jika melakukan Kebaikan, yang dilakukan dilihat ataupun tidak tak penting baginya.

Nabi memberikan Inspirasi (baca: Teladan) kepada umatnya dari segala aktivitas Kehidupannya, agama yang di ajarkannya adalah agama moralitas tanpa batas.

Saya bukan mengajak pembaca untuk utuh seperti Nabi, tidak. Akan tetapi saya mengajak pembaca untuk menjadikan Nabi sebagai Inspirasi dalam bermuamalah dan bahkan berpolitik sekalipun. Karena kalau tidak, maka jurus mabuk akan keluar dan nilai-nilai keislaman tidak lagi dijadikan basis dalam berpolitik.

Hari ini saya melihat orientasinya bukan lagi kerja cepat, tapi Kerja citra, dan  kebut kerja (injury time) yang bisa jadi berpengaruh pada hasil yang dikerjakan.
Jangan banyak-banyak berimajinasi, akan bangun sana-sini, sadarlah mengumbar janji adalah Hutang Piutang & urusannya bersama Tuhan.
 Saya berharap kemimpinan berikutnya tidak mengulangi sejarah kelam ini, bahaya kalau urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya.

Like, Comen, & Share

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun