Mohon tunggu...
Gregorius Nggadung
Gregorius Nggadung Mohon Tunggu... Penulis - Onsi GN

Mahasiswa Universitas Nusa Cendana, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Semester Akhir dan Syair di Atas Pasir

4 Oktober 2021   08:15 Diperbarui: 4 Oktober 2021   08:17 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan, saya tidak punya waktu yang banyak untuk berjuang dengan sebuah kata tuntas. Saya tidak punya prestasi apalagi berdiri di atas ribuan kepala dengan menggenakan kata pantas.

Semuanya dalam riwayat dan selalu tertuju pada kata gawat. 

Mengapa jalan yang dilihat luas bisa mengecilkan pori-pori kehidupan yang seakan semakin melangkah, semakin tak punya arah?

Mengapa banyak orang punya kepastian dan saya sibuk merakit harapan?

Mengapa banyak orang punya segalanya dan saya sibuk memikirkan hal yang tidak ada jiwanya?

Sampai pada hari ini saya tidak tahu, mengapa saya lebih memilih berbalik arah di saat yang lain berdiri sibuk merakit denah?

Apakah saya memang tidak pandai sehingga saya terlarut dalam kata andai?

Apakah memang saya kurang gizi sehingga harus mencari banyak nutrisi?

Episode terus berlanjut

Saya selalu terlambat dalam larut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun