Mohon tunggu...
Gregorius Nggadung
Gregorius Nggadung Mohon Tunggu... Penulis - Onsi GN

Mahasiswa Universitas Nusa Cendana, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nunur dan Selimut yang Tak Pernah Kusut

21 September 2021   08:20 Diperbarui: 21 September 2021   08:27 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah kampung yang cukup jauh dari pelukan anda. Letaknya pun jauh dari pijakan kaki anda.

Berada di dalam wilayah administratif Kabupaten Manggarai Timur, kampung ini memiliki keunikan dan cara pandang yang tak jauh bedanya dengan daerah lain, misalnya dari aspek sosial dan budaya. Banyak orang yang tidak tahu bahwa Nunur itu adalah sebuah kampung, banyak orang yang tidak tahu bahwa Nunur adalah cahaya yang terlihat di jemari jendela dan banyak yang tidak tahu bahwa Nunur adalah bahasa yang hampir punah.

Berbicara tentang bahasa, Nunur memiliki bahasa tersendiri yaitu bahasa Rajong dialek pae. Bahasa ini sering dianggap menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat Nunur dikarenakan bisa digunakan dalam ranah komunikasi Formal maupun Informal dalam ruang lingkup wilayah Nunur. Tidak ada salahnya jika masyarakat Nunur menjadikan bahasa ini menjadi bahasa yang sakral dikarenakan bahasa inilah yang digunakan oleh masyarakat Nunur untuk berkomunikasi dengan Tuhan, Alam, Roh, dan Sesama manusia. Tidak sebatas itu, bahasa Rajong selalu digunakan dalam setiap ritual budaya sebagai bahasa tuturan dalam ritual yang akan dijalankan. Tentu ini menjadi sebuah keunikan bagi masyarakat Nunur yang pelan-pelan tumbuh subur dari keadaan yang tak pernah ditegur. Di samping menggunakan bahasa Nunur, masyarakat Nunur mampu menguasai bahkan sedikitnya mengenal dan menuturkan bahasa daerah yang begitu banyak antara lain sebagai berikut.

Bahasa Waerana

Bahasa Manus

Bahasa Kepo

Bahasa Rajong 1

Bahasa Rongga

Agar diketahui,bahwa bahasa-bahasa di atas masih dalam tataran bahasa Manggarai dialek Manggarai Timur. Dalam keunikan ini masyarakat Nunur dikategorikan sebagai masyarakat multi bahasa. Bukan hanya bahasa, Nunur memiliki suku yang begitu banyak dan itu baik-baik saja.

Nunur dan Fajar
Nunur dan Fajar

Berbicara tentang keyakinan, Nunur menyimpan segala kehormatan yang penuh dan utuh. Bahkan jika dilihat dari mata pencaharian masyarakat Nunur yang sebagian besar adalah petani tidak pernah lupa dengan keyakin dan kepercayaan. Selain yakin dan percaya antar sesama, yakin dan percaya terhadap Tuhan, dan menyapa luasnya alam dengan bahasa-bahasa khas yaitu bahasa adat yang sangat dalam. Keuikan terbesar pada masyarakat Nunur, dalam melakukan banyak hal yang berkaitan dengan Tuhan, Alam, Roh, dan sesama selalu disandingkan dengan ritual adat sebagai budaya.

Kabut yang terus berlanjut
Kabut yang terus berlanjut

Unik, Bukan?

Lalu apa yang dimaksudkan dengan selimut yang tak pernah kusut?

Nah, ini yang menjadi ciri khas kampung Nunur. Berada di daerah pegunungan, kampung Nunur tidak terlepas dari adanya kabut yang sangat halus, putih dan bersih sehingga saya menyebutnya selimut yang tak pernah kusut karena datang di saat warga kampung merasakan kedinginan.

Masih banyak hal unik lainnya dari kampung ini. dari tempat wisata, makanan khas, tarian budaya, bahkan sosial dan pendidikan.

Kunjungi kampung ini, Nunur ingin ditegur.

Penulis : Onsi GN ( Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undana)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun