Sebuah kampung yang cukup jauh dari pelukan anda. Letaknya pun jauh dari pijakan kaki anda.
Berada di dalam wilayah administratif Kabupaten Manggarai Timur, kampung ini memiliki keunikan dan cara pandang yang tak jauh bedanya dengan daerah lain, misalnya dari aspek sosial dan budaya. Banyak orang yang tidak tahu bahwa Nunur itu adalah sebuah kampung, banyak orang yang tidak tahu bahwa Nunur adalah cahaya yang terlihat di jemari jendela dan banyak yang tidak tahu bahwa Nunur adalah bahasa yang hampir punah.
Berbicara tentang bahasa, Nunur memiliki bahasa tersendiri yaitu bahasa Rajong dialek pae. Bahasa ini sering dianggap menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat Nunur dikarenakan bisa digunakan dalam ranah komunikasi Formal maupun Informal dalam ruang lingkup wilayah Nunur. Tidak ada salahnya jika masyarakat Nunur menjadikan bahasa ini menjadi bahasa yang sakral dikarenakan bahasa inilah yang digunakan oleh masyarakat Nunur untuk berkomunikasi dengan Tuhan, Alam, Roh, dan Sesama manusia. Tidak sebatas itu, bahasa Rajong selalu digunakan dalam setiap ritual budaya sebagai bahasa tuturan dalam ritual yang akan dijalankan. Tentu ini menjadi sebuah keunikan bagi masyarakat Nunur yang pelan-pelan tumbuh subur dari keadaan yang tak pernah ditegur. Di samping menggunakan bahasa Nunur, masyarakat Nunur mampu menguasai bahkan sedikitnya mengenal dan menuturkan bahasa daerah yang begitu banyak antara lain sebagai berikut.
Bahasa Waerana
Bahasa Manus
Bahasa Kepo
Bahasa Rajong 1
Bahasa Rongga
Agar diketahui,bahwa bahasa-bahasa di atas masih dalam tataran bahasa Manggarai dialek Manggarai Timur. Dalam keunikan ini masyarakat Nunur dikategorikan sebagai masyarakat multi bahasa. Bukan hanya bahasa, Nunur memiliki suku yang begitu banyak dan itu baik-baik saja.