Pandemi dan Kenangan di Sudut Ruang Ujian

Zona mulai menghilang di atas pusaran yang tak lagi terang. Varian terus bertakhta di atas rimbun berita media yang hampir tak terbayangkan seharian. Kopi hangat pagi ini tak lagi dirasakan pahit ketika mereka lebih mengais gula di pelastik biru yang konon katanya jumput di Padang salju nan antik dan cantik.

Apakah hari ini kita harus berpikir tentang kebenaran?

Apakah hari ini kita harus berpikir tentang ketakutan?

Untuk saat ini, keikhlasan dari sebuah kesalahan adalah bentuk kekacauan dari sebuah pandangan yang menuntut kita berada dalam ketakutan. 

Apakah hari ini masih ada yang merumuskan tentang merah, hitam, hijau, cokelatnya ruas-ruas jalan yang tertidur dalam kata zona? 

Hari ini saya harus ujian!!!

Tanpa persoalan, namun ada soal yang harus saya kerjakan tanpa menuntut harus dikumpulkan.

Ada pertanyaan yang harus saya jawab, namun tak menuntut bahwa sepatutnya harus benar.

Kebenaran hanya dimiliki oleh sebagian orang, namun besarnya kebenaran dimiliki oleh pribadi seseorang.

Saatnya harus apa?

Menciptakan kesalahan berujung kekerasan?

Sedangkan mereka asik memainkan rambu-rambu pertunjukan dan kita dianggap seperti sehelai benang dan setumpuk  bayangan. Jika dijahit tetaplah menjadi bayang-bayang belaka.

Mereka?

Tanpa maaf dan hilang.