Sudah sekian lama kita saling membenci tanpa ada yang sehati
Sudah sekian lama kita saling memainkan api tanpa ada yang bersimpati.
Duka dunia telah luka tanpa ada yang tahu mengapa kita termakan dalam kata pantas.
Perlahan saudara kita termakan nyawanya di atas pangkuan roda.
Perlahan sahabat kita terpapar dalam wajah yang tak mau pulang.
Namun kau terus melukainya dalam waktu.
Perlahan kita membuka luka dalam peta-peta negeri yang sampai kini masih dalam perjuangan untuk berhenti.
Pandemi Sampai kapan kau hidup dalam kedukaan negeri.
Sampai kapan kau ikut menangis ketika negeri ini mengeluarkan air mata dalam tangis
Sampai kapan kau berhenti dibicarakan ketika negeri tak punya kata-kata lagi.
Kapan kau kembali untuk hilang