Mohon tunggu...
Gregorius Nggadung
Gregorius Nggadung Mohon Tunggu... Penulis - Onsi GN

Mahasiswa Universitas Nusa Cendana, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Estetika Waktu dan Keikhlasan Hati Seorang Ibu

19 Januari 2021   18:44 Diperbarui: 5 Januari 2022   18:47 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: ParentingCenter.id

Aku sadar!!!

Bok, Bunda, Encim, Ibunda, Indung, , Mak, Mama, Mami, Mandeh, Uai, Umi, Istri, Nyonya, Pedusi, Perempuan, Sentral, itulah IBU

Tidak perlu banyak pertanyaan tentang kisah hidup seorang ibu jika pada akhirnya kita tak mampu membasahi pipinya dengan ciuman kasih, menghangatkan tubuhnya dengan pelukan ketaatan. Kita tak pernah merasakan apa yang seorang ibu rasakan, maka dari itu HORMATI walau ia tak meminta agar kita selalu menghormatinya. 

Kita tidak pernah tahu apakah dia sakit? Apakah dia luka? Apa yang sedang ia rasakan? Sakit dan luka kadang ia selalu membawanya dalam keceriaan. Tapi apa balasan kita? Dan Kita akan berdosa dan sangat sungguh berdosa jika kita tak mampu mengartikan segala perjuangannya dengan cara yang wajar membantu, merawat, walau kadang Semua yang kita lakukan dihentikannya atas nama sayang dan cintanya yang sungguh tulus dan tak akan pupus.

Nak, tersulah berdamai dengan setiap orang. Ketika kamu telah berani berdamai dengan dirimu sendiri berusaha berdamai dengan orang lain. Ibumu, bapakmu, adikmu, sahabatmu tanpa ada seorang musuh. Jika memang ada lawan, ajak dan selesaikan dengan benar agar menjadi sekawan. Ibu tak mau kau dilukai bahkan terluka. Ingat itu!!!

Waktu dan ibu seakan sama. Tak pernah menghitung seberapa besar kita menghargai mereka. Seberapa besar kita merawat mereka. Namun yang pastinya kita harus mengetahui arti menghargai dan menjaga dengan rawat dan mereka terus dan selalu berdetak.

Keikhlasan hati seorang ibu tak bisa dihitung namun dirasakan. Itulah kekuatan hari seorang ibu yang harus kita tahu.

Kuatnya jiwa ibu tak mampu dibahasa dengan rasa yang murung. Namun kita akan mampu membahasakannya jika kita bawakan dalam ayat-ayat tanpa lupa bahwa Keikhlasan hati seorang ibu akan berjalan bersamanya waktu dengan harap tanpa pupus dan terhapus.

Bok, Bunda, Encim, Ibunda, Indung, , Mak, Mama, Mami, Mandeh, Uai, Umi, Istri, Nyonya, Pedusi, Perempuan.

Doa kami untukmu, tetap sehat dalam senyum. Tetap tegar dalam mekarnya baikmu.

Ketika kita terlalu jauh bercerita tentang kehidupan dan keikhlasan hati seorang ibu, maka tak luput wajah kita mengingat setiap langkah yang pernah diarahkan dari sejak kita berlatih untuk berjalan sampai pada kita tahu menentukan jalan. Ibu sangat sungguh dan tahu tentang itu.

Ketika kita berjalan terlalu jauh dan dia yang selalu menegur. Nak, jangan terlalu jauh. Pulang tanpa harus jatuh.

Masih banyak lagi yang tak sempat dibagi. Namun segala hal tentang ibu adalah hal yang tidak akan habis dibagi. Sekian.

Kupang, 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun