Mohon tunggu...
Yoki Prasetyo
Yoki Prasetyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pelajar

-

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Melihat Peran Pajak dalam Mengurangi Beban Pengeluaran Rakyat

24 Juni 2024   14:24 Diperbarui: 24 Juni 2024   15:38 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“bayar pajak bisa mengurangi beban hidup…”

Mendengar penyataan tersebut pasti tidak sedikit dari kita yang akan bertanya-tanya, bagaimana mungkin pajak bisa mengurangi beban hidup? umumnya masyarakat menilai jika membayar pajak hanyalah beban pengeluaran bagi rakyat, namun kenyataannya pajak dapat membantu masyarakat secara luas. Salah satunya dalam hal layanan yang diberikan pemerintah akan semakin berkualitas dan dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat meskipun berada di wilayah terpencil, karena setiap rupiah uang pajak akan digunakan untuk kesejahteraan rakyat seperti melalui fasilitas umum dan kebijakan dari pemerintah.

Negara Indonesia yang berbentuk kepulauan memberikan tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk memberikan layanan publik, terlebih tidak sedikit masyarakat yang tinggal di pulau terpencil dan bahkan daerah yang sulit untuk dijangkau, maka dari itu pemerataan layanan kesehatan dan pendidikan menjadi salah satu fokus utama untuk diperhatikan.

Penerimaan Pajak

Perlu diketahui bersama jika setiap rupiah yang dikumpulkan dari pajak akan dialokasikan pada beberapa sektor untuk kesejahteraan rakyat, termasuk fasilitas umum seperti pada sektor kesehatan dan pendidikan. Pengalokasian dana ini diharapkan agar masyarakat dapat memperoleh layanan kesehatan dan pendidikan yang terbaik dengan cukup mengeluarkan biaya yang sedikit bahkan tidak dipungut biaya satu rupiah pun.

Pemerintah dalam rangka menjalankan kebijakan dan program tentu akan membutuhkan dana, dimana dana tersebut sebagian besar diperoleh dari penerimaan pajak. Terlebih pajak merupakan sumber penerimaan negara terbesar yang mencapai lebih dari 80% dari seluruh penerimaan Negara. Berbicara mengenai pajak, tentu tidak akan lepas dari target penerimaan, adapun target penerimaan pajak pada tahun 2024 ini mencapai angka yang terbilang fantastis yakni Rp1.989,9 triliun, atau naik 6,4% dari realisasi penerimaan pajak tahun 2023 yang senilai Rp1.869,2 triliun. Dalam mengumpulkan penerimaan negara maka pemerintah dapat mendapatkannya dari berbagai sumber, diantaranya berasal dari perpajakan, denda, kekayaan alam, bea dan cukai, kontribusi, royalti, retribusi, iuran, sumbangan, laba dari Badan Usaha Milik Negara/Daerah dan sumber lain yang telah diatur dalam Undang-Undang.

Kesehatan dan Pendidikan

Berkaca pada fasilitas kesehatan di luar negeri yang dikenal berkualitas dan bebas biaya, hal ini merupakan suatu bukti nyata bagaimana peran pajak untuk mengurangi beban bagi masyarakatnya. Dengan hal ini masyarakat tidak perlu khawatir terkait biaya jika ingin berobat ke Rumah Sakit dan/atau saat anak memasuki masa sekolah, namun terdapat fakta yang tidak dapat dipungkiri jika besaran pajak di luar negeri lebih besar jika dibandingkan dengan di Indonesia.

Finlandia sebagai salah satu negara yang menerapkan Pajak Penghasilan (PPh) tertinggi yang menyentuh angka 57% disusul Jepang pada angka 56%, sedangkan di Indonesia tarif maksimal PPh hanya sebesar 35%, maka merupakan hal yang wajar jika di luar negeri fasilitas umum dapat menjamin kesejahteraan masyarakat dan tentunya mengurangi beban pengeluaran rakyatnya. Tidak sedikit negara di Benua Eropa yang memberikan fasilitas pendidikan gratis untuk rakyatnya, bahkan hingga ke jenjang perkuliahan. Menarik untuk disimak jika hal tersebut dapat terwujud berkat kontribusi dari setiap warga negaranya untuk senantiasa memenuhi kewajiban perpajakan.

Pendidikan merupakan sesuatu yang penting untuk diperoleh bagi anak-anak, dapat dikatakan pendidikan merupakan suatu hak bagi setiap anak. Pada tahun 2015 Indonesia telah menetapkan standar pendidikan dengan menerapkan 12 tahun wajib belajar, mulai dari Sekolah Dasar hingga SMA atau Sederajat. Namun terdapat hal yang cukup disayangkan bahwa kualitas dan standar pendidikan di Indonesia tidak merata dengan baik. Umumnya kota-kota besar di Pulau Jawa terdapat sekolah yang memiliki fasilitas terbaik, berbanding terbalik dengan sekolah di daerah terpencil yang terbilang kurang layak untuk memenuhi standar kebutuhan belajar mengajar.

Pada dasarnya standar pendidikan yang tidak merata erat kaitannya dengan keterbatasan akses yang menghambat para pengajar dan kurangnya fasilitas pendidikan. Ketimpangan pendidikan di pelosok Indonesia bukanlah hal yang harus dipandang sebelah mata, bagaimanapun juga generasi muda saat ini yang akan membawa kejayaan di Indonesia pada masa yang akan datang.

Indonesia Emas 2045

Tidak dapat dipungkiri perlu adanya kerja sama antara masyarakat, pemerintah dan pihak lain yang terlibat untuk mewujudkan kualitas kesehatan terbaik dan pemerataan pendidikan. Mungkin langkah ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun tidak ada yang tidak mungkin, terlebih dorongan untuk saling membantu dan gotong royong telah menjadi budaya yang erat di Indonesia.

Dengan kata lain membayar pajak akan memberikan kesempatan kepada anak-anak di pelosok negeri untuk dapat bersekolah dengan baik dan mendapatkan apa yang memang seharusnya mereka dapatkan. Perlu ditanamkan pula kesadaran akan pentingnya pajak bagi Negara, disamping itu dengan membayar pajak dapat membantu negara kita mewujudkan Indonesia Emas 2045.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun