Milenial dan Generasi Z Indonesia berada di posisi penting di Pemilu 2024 mendatang. Jumlahnya mendominasi di kalangan yang memiliki hak untuk mencoblos.
Secara umum, partisipasi mereka sangat berpengaruh terhadap demokrasi di Indonesia. Secara khusus, jumlah anak muda yang begitu besar mempengaruhi para calon presiden dalam menjual diri.
Merujuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU), ada 113 juta pemilih atau 56,45 persen dari kelompok milenial dan Gen Z. Jika dirinci, milenial sebanyak 66,8 juta sementara Gen Z sebesar 46,8 juta.
Generasi milenial sekarang juga tentu berbeda dibanding 10-20 tahun lalu dalam menyaring pilihan calon presiden serta isu yang mereka anggap patut diseriusi.
Karena generasi tersebut dikenal melek teknologi informasi dibandingkan Gen X dan Baby Boomer Pastinya partisipasi aktif mereka dalam proses penyelenggaraan hasil pemungutan suara paling mendukung pelaksanaan Pemilu 2024.
Oleh karena itu, tidak heran jika generasi milenial menjadi sasaran empuk para politisi dalam Pemilu 2024. Para politisi berlomba-lomba untuk menarik suara generasi milenial dengan berbagai cara contohnya melalui media sosial.
Milenial atau Generasi Z Sasaran Utama Politik pada Pilpres 2024
Pentingnya peran generasi milenial dalam Pilpres 2024 juga terlihat dari hasil survei yang menunjukkan bahwa generasi milenial memiliki tingkat partisipasi yang besar dalam pemilu, dengan sebagian besar responden dari generasi milenial menyatakan akan memilih calon presiden, partai, dan calon anggota legislatif
Mereka memiliki kemampuan komunikasi interaktif yang baik terhadap rakyat, mampu memotivasi khususnya milenial melalui media sosial, dan memiliki kemampuan analisis dan pengambilan keputusan yang cepat dalam mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat.
Selain itu, generasi milenial hidup pada era informasi di mana segala sesuatunya menggunakan internet atau media online, sehingga memiliki pengaruh tersendiri terhadap pemilu.
Generasi milenial juga memiliki kesadaran awal tentang isu-isu politik dan dinamika politik, dan dapat mempengaruhi opini publik melalui media sosial dan partisipasi dalam gerakan.
Dalam konteks politik, generasi milenial memiliki peran strategis dengan kemampuan menjual ide/gagasan kepada pemangku kepentingan, bekerja sama dengan penyelenggara pemilu, dan ikut mengawasi serta menjadi bagian dari partai/peserta pemilu untuk mewujudkan Pilpres yang berkualitas.