Mohon tunggu...
SRI RAHMAWATI
SRI RAHMAWATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Burung Hantu Mungil yang Melawan Arus Kegelapan

28 Mei 2024   22:51 Diperbarui: 28 Mei 2024   23:14 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari, Hutan Senyap dilanda krisis. Populasi tikus yang berlebihan mulai memakan tanaman dan merusak habitat hewan lain. Para burung hantu lain mencoba memburu tikus-tikus ini, tapi tak berhasil. Tikus-tikus ini terlalu lincah dan pandai bersembunyi. Nica pun turun tangan. Dengan pendengarannya yang tajam dan penglihatannya yang luar biasa, dia mampu melacak tikus-tikus ini ke tempat persembunyian mereka. Nica memburu mereka dengan presisi, satu per satu, hingga akhirnya populasi tikus terkendali dan Hutan Senyap kembali aman.

Kisah Nica menjadi inspirasi bagi seluruh penghuni Hutan Senyap. Mereka belajar bahwa setiap makhluk memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Yang terpenting adalah bagaimana kita memanfaatkan potensi diri dan tak pernah menyerah dalam meraih mimpi. Nica membuktikan bahwa dengan tekad dan kerja keras, bahkan burung hantu mungil seperti dia bisa menjadi pahlawan bagi hutannya.

Nica terus menjadi pemburu yang handal, melindungi Hutan Senyap dari hama dan menjaga keseimbangan alam. Dia juga menjadi guru bagi para burung hantu muda, mengajari mereka teknik berburu dan nilai-nilai penting tentang kehidupan. Nica menjadi simbol harapan bagi semua makhluk di Hutan Senyap, menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah kelemahan, tapi justru kekuatan yang bisa membawa kita mencapai hal-hal luar biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun