Mohon tunggu...
Onma Bryan
Onma Bryan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Apakah Eksistensi Berpengaruh terhadap Tingkat Elektabilitas Partai Politik?

27 Maret 2023   21:20 Diperbarui: 29 Maret 2023   01:15 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang diketauhi, bahwa elektabilitas itu penting bagi partai politik untuk memenangkan calonnya di ajang pemilihan umum. 

Banyak partai politik yang berlomba-lomba untuk mencari elektabilitas, dikarenakan elektabilitas itu sangat berpengaruh terhadap pemilihan umum, yang mana untuk bisa memenangkan pemilihan umum tersebut partai politik harus memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi. 

Elektabilitas dalam politik itu sendiri memiliki arti yaitu "tingkat keterpilihan". Banyak partai-partai politik yang melakukan manuver politik untuk meningkatkan elektabilitas. 

Memang sudah sewajarnya untuk partai politik mencari nama atau tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik tersebut demi meningkatkan elektabilitas.

Eksistensi sangat diperlukan bagi partai politik. Menurut penulis, eksistensi dapat dikatakan sebagai pelapis utama atau garda terdepan dari citra partai politik tersebut, mengapa bisa dikatakan demikian? 

Karena, eksistensi bisa menutupi kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh partai politik tersebut. 

Buktinya masih banyak masyarakat Indonesia yang melihat partai politik dari keeksistensiannya tanpa melihat seluk beluknya. 

Dapat dikatakan pelapis utama atau garda terdepan karena, eksistensi dapat menutupi keburukan dari partai politik tersebut, sehingga image dari partai politik tersebut tetap dapat terjaga.

Lalu, apakah eksistensi berpengaruh terhadap tingkat elektabilitas partai politik? 

Kita ambil contoh saja partai politik PDI-Perjuangan yang memiliki eksistensi di sekitaran masyarakat Indonesia itu memiliki tingkat elektabilitas tertinggi yakni 23,5 persen.

Sedangkan partai-partai lainnya seperti Partai Gerindra yang memiliki 14 persen dan Partai Golkar yang memiliki 9,6 persen. 

Meningkatnya elektabilitas partai politik juga dipengaruhi oleh tokoh dan calon-calon utusan dari partai politik tersebut. 

Partai Gerindra yang tingkat elektabilitas nya meningkat dari 11 persen menjadi 14 persen yang merupakan efek dari meningkatnya dukungan terhadap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Dapat dikatakan bahwa, ya, eksistensi suatu partai dapat mempengaruhi tingkat elektabilitas partai politik tersebut. 

Dapat dikatakan demikian, bahwasannya cara mendapatkan tingkat elaktabilitas tersebut ialah salah satunya mencari tingkat popularitas atau eksistensi. 

PDI-P yang mempunyai tingkat elektabilitas tertinggi, yang dimana sudah pasti partai tersebut memiliki eksistensi di kalangan masyarakat Indonesia. 

Banyak partai-partai yang berlomba untuk mendapatkan tingkat elektabilitas yang tinggi demi memenangkan ajang pemilihan umum. 

Memang sudah sewajarnya, partai-partai mencari tingkat elektabilitas dengan cara menaikan eksistensi dikalangan masyarakat, karena itu semua adalah bagian dari politik itu sendiri.

Dapat digarisbawahi, bahwa penting bagi partai politik untuk mencari eksistensi agar mendapatkan elektabilitas dari masyarakat itu sendiri. 

Tetapi perlu dicatat, bahwa yang memiliki eksistensi belum tentu layak dipilih jika tidak memiliki kriteria elektabilitas. Juga sebaliknya, walaupun memiliki elaktabilitas, tetapi tidak memiliki eksistensi, sama halnya presentase keterpilihannya juga rendah. 

Sebagai penutup, setiap partai memang mencari eksistensi untuk mendapatkan elektabilitas dari masyarakat, tetapi kita sebagai masyarakat pemberi elektabilitas ke partai politik itu sendiri.

Harus melihat beberapa aspek seperti, latar belakang partai tersebut, kinerja yang baik dari calon-calon utusan partai politik tersebut, rekam jejak yang baik, dan lain-lain. Intinya, kita sebagai masyarakat yang berintelektual harus pandai dalam memilih di ajang pemilihan umum mendatang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun