Berjualan Tanpa Menjual Produk? Sekilas, ketika membaca judul, mungkin ini terdengar aneh dan menganggap bahwa judul artikel ini clickbait, lalu berkata dalam hati ;Â 'Ah, mana mungkin ada orang jualan tanpa menjual produknya? Ini hanya akal-akalan penulisnya saja.'
Pernahkah kalian melihat iklan rokok?
Apakah mereka pernah menampilkan produknya di dalam setiap kampanye yang mereka lakukan?
Hampir tidak pernah dan akan terasa mustahil sekali untuk mereka menampilkan produknya. Ya, karena hal itu disebabkan oleh regulasi yang membatasi mereka dalam berjualan.
Kasihan ya, mau jualan tapi nggak bisa menampilkan produk.
Namun, disinilah sisi kreativitas dikembangkan. Meskipun dengan keterbatasan, faktanya mereka tetap dapat menjual jutaan rokok setiap harinya. Bahkan, si pemilik bisnis dapat menduduki orang terkaya didunia. Wiiih, keren yaa...
Mereka memang tidak menjual produknya secara gamblang, melainkan mereka menggunakan cara terbaik dalam sebuah marketing komunikasi untuk menyampaikan produk mereka kepada masyarakat melalui sebuah kampanye Attitude Branding.
Apa itu Attitude Branding?
Menurut marketinghuddle , singkatnya Attitude Branding merupakan  sebuah proses menciptakan hubungan emosional antara sebuah brand atau perusahaan dengan pelanggan.
Dalam konteks ini, brand maupun perusahanaan ingin melibatkan pemasaran dengan emosi para pelanggan, sehingga tercipta sebuah hubungan emosional yang lebih besar dan terkait di benak pelanggan tentang bisnis ataupun brand mereka.
Ini masih berkaitan dengan salah satu dari 4 P Marketing: "Pemosisian". Emosi tidak selalu berkaitan dengan produk ataupun layanan saja. Bahkan, lebih dari itu. Ini semua tentang perasaan tertentu, gaya hidup maupun identitas pribadi.
Karena perusahaan rokok sudah tidak bisa berjualan secara hard-selling. Maka, digunakanlah strategi Attitude Branding tersebut sebagai gantinya.
Kenapa Iklan Rokok Tidak Nyambung?
Dalam setiap iklan ataupun kampanye perusahaan rokok, seringkali yang ditampilkan adalah tentang gaya hidup, petualangan serta keberanian. Namun, disisi lain Anda berpikir bahwa rata-rata iklan mereka tidak nyambung kan?
Meski terkesan tidak nyambung dan keluar jalur, setiap iklan ataupun kampanye rokok masing-masing memiliki makna serta tujuan yang ingin mereka capai. Tentunya, hal ini masih berkaitan dengan karakteristik yang ingin mereka bangun.
Mari ambil contoh, Sampoerna A-Mild dengan kampanye mereka Go-Ahead. Melalui kampanye tersebut, A-Mild ingin menunjukkan support mereka terhadap generasi muda yang mungkin selama ini tidak dipahami oleh generasi lainnya. Kemudian, Sampoerna hadir dengan membawa support yang menyentuh  sekaligus menyemangati mereka 'Go-Ahead'.
Go-Ahead hadir bukan tanpa alasan, melainkan membawa prinsip Attitude Branding itu sendiri. Dengan kata lain, kampanye Go-Ahead ingin mengkomunikasikan sebuah keberanian untuk melakukan apapun yang dianggap benar. Rebel sekali saudara-saudara, ya maklumlah, namanya juga anak muda.
Pada akhirnya, pelanggan akan merasa memiliki rasa dan juga semangat yang sama dengan brand tersebut. Sehingga, tanpa disadari akan tercipta hubungan emosional yang kemudian melahirkan identitas dan ekspresi diri pelanggan terhadap brand tersebut.
Kesimpulannya, Attitude Branding berkontribusi  terhadap ekspresi diri para pelanggan. Perasaan dan semangat apa yang ingin pelanggan alami ketika memikirkan dan menggunakan produk tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H