"Saya si cuman bisa berharap kepada pemerintah untuk membantu mereka dan juga warganya, semoga bencana yang sedang kita atau mereka hadapi segera mereda, agar tidak menimbulkan kerugian, kesedihan serta ketidaknyamanan yang terus berkelanjutan." Ucap ibu Sumiyati menambah.
Sementara itu, respon pemerintah terhadap boikot ini juga menjadi sorotan. Beberapa negara memberikan dukungan penuh kepada gerakan boikot sebagai bentuk protes, sementara yang lain menjaga keseimbangan di antara hubungan diplomatik yang rumit.
Boikot terhadap brand Pro Israel telah membuka lembaran baru dalam dinamika pasar global. Sementara konsumen bersuara dengan keputusan mereka, perusahaan Zionis juga menunjukkan bahwa mereka tidak gentar menghadapi tantangan ini. Dengan promo yang melimpah, produk Zionis berusaha bertahan di pasar global yang tengah bergejolak. Bagaimana perkembangan selanjutnya dari kontroversi ini? Itu menjadi pertanyaan yang masih menggantung di udara, sementara dunia terus menyaksikan perkembangan selanjutnya.Â
Seiring berjalannya waktu, kita akan dapat melihat sejauh mana promo-promo ini dapat membalikkan tren penurunan penjualan dan memulihkan reputasi industri produk Zionis. Boikot ini, sebagai sebuah fenomena sosial dan ekonomi, juga mengingatkan kita akan kekuatan konsumen dalam membentuk dinamika pasar global.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H