Mohon tunggu...
Onisimus Nahak
Onisimus Nahak Mohon Tunggu... Penulis - content writer

Penulis Media

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jejak Kebaikan

26 Agustus 2023   21:22 Diperbarui: 26 Agustus 2023   21:35 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah desa yang damai, ada seorang pemuda bernama Rama. Dia memiliki semangat luar biasa dan selalu mencari hal-hal positif dalam setiap situasi. Namun, di antara semua momen indah yang ia alami, ada satu momen yang tak pernah lekang oleh waktu.

Kisah ini dimulai. Pada suatu hari cerah, ketika Rama membantu seorang nenek memungut barang-barangnya yang tumpah di jalan. Nenek itu terlihat kewalahan, dan Rama dengan cepat melangkah untuk memberikan bantuan. Dia tersenyum ramah dan berkata, "Izinkan saya membantu Anda, Nenek."

Dengan senyum tulus, nenek itu menerima bantuan Rama. "Terima kasih, Nak. Kamu sungguh baik hati."

Rama hanya menjawab dengan senyuman dan melanjutkan membantu nenek itu mengumpulkan barang-barangnya. Setelah selesai, nenek itu bertanya, "Apa namamu, Nak?"

"Saya Rama, Nenek. Senang bisa membantu," jawab Rama.

Nenek itu memandang Rama dengan penuh apresiasi. "Rama, ingatlah selalu, setiap kali kamu menolong orang lain, itu adalah momen yang akan selalu diingatkan dalam hidupmu. Kebaikanmu akan menjadi jejak abadi."

Walaupun Rama hanya tersenyum mendengar kata-kata nenek itu, tapi maknanya meresap dalam hatinya. Ia melanjutkan harinya dengan penuh semangat dan membagikan kebaikan kepada siapa pun yang ia temui.

Tidak lama setelah itu, Rama mendengar kabar bahwa seorang teman sekolahnya, Dian, sedang mengalami kesulitan keuangan. Dian harus berhenti sekolah karena tidak mampu membayar biaya pendidikan. Tanpa berpikir panjang, Rama memutuskan untuk membantu. Ia mengumpulkan sumbangan dari teman-temannya dan memberikan bantuan kepada Dian. Saat memberikan bantuan itu, Rama berkata, "Ingatlah, Dian, bahwa kita selalu bisa memberikan jejak kebaikan dalam hidup orang lain."

Kisah baik hati Rama menyebar dengan cepat di desa itu. Ia menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama para pemuda. Rama tidak hanya membantu dalam hal material, tetapi juga dengan memberikan semangat dan dukungan kepada siapa pun yang membutuhkan.

Namun, suatu hari, desa itu dihadapkan pada bencana banjir yang besar. Banyak rumah hancur dan penduduk desa kehilangan tempat tinggal. Rama dan sekelompok pemuda desa segera bergabung untuk membantu para korban. Mereka bekerja keras membersihkan puing-puing dan membangun tenda darurat.

Rama berkata kepada teman-temannya, "Kita mungkin tidak bisa mengontrol bencana, tapi kita bisa mengontrol cara kita meresponsnya. Mari kita tinggalkan jejak kebaikan dalam momen sulit ini."

Bersama-sama, mereka berhasil memberikan bantuan dan harapan kepada penduduk desa. Ketika air banjir akhirnya surut, jejak kebaikan Rama dan teman-temannya menjadi cerita yang akan selalu diingatkan. Mereka telah menginspirasi banyak orang untuk tetap berbuat baik, bahkan di tengah situasi sulit sekalipun.

Di tengah semangat kebaikan yang terus mengalir di desa, tumbuh pula sebutir benih keraguan. Seorang pemuda, bernama Ardi, tidak setuju dengan upaya Rama dan teman-temannya dalam membantu desa. Ia merasa bahwa semua usaha itu sia-sia, karena bencana bisa saja datang kembali dan merusak segala yang sudah dibangun.

Pemikiran Ardi ini menjadi pertikaian dalam kelompok. Beberapa dari mereka mulai meragukan upaya mereka sendiri, dan semangat untuk membantu mulai meredup. Rama merasakan betapa pentingnya untuk mengatasi konflik ini agar semangat mereka tidak padam begitu saja.

Suatu hari, Rama memutuskan untuk mengadakan pertemuan khusus dengan Ardi dan beberapa teman yang merasa ragu. Di bawah sinar matahari yang hangat, mereka duduk bersama di bawah pohon besar di taman desa. Rama memulai percakapan dengan lembut, "Ardi, saya mendengar keraguanmu tentang upaya kita. Saya ingin mendengarkan pendapatmu dengan lebih mendalam."

Ardi menatap jauh ke depan, merenung sejenak sebelum akhirnya berkata, "Rama, saya hanya takut bahwa semua usaha kita akan sia-sia. Bagaimana jika bencana datang lagi? Semua yang sudah kita bangun bisa hilang begitu saja."

Rama mengangguk, memahami kekhawatiran Ardi. "Saya mengerti bahwa kamu peduli dengan desa ini. Tapi tahukah kamu, bahwa tidak peduli sebesar apa pun usaha kita, kita tidak bisa mengontrol datangnya bencana. Tapi yang bisa kita kendalikan adalah bagaimana kita meresponsnya."

Dia melanjutkan dengan penuh keyakinan, "Apa yang kita lakukan telah memberikan harapan kepada mereka yang terkena dampak bencana. Mungkin kita tidak bisa mengubah masa lalu, tapi kita bisa menciptakan masa depan yang lebih baik untuk mereka. Ketika mereka melihat kita peduli, itu memberi mereka kekuatan untuk bangkit dan memulai lagi."

Teman-teman yang hadir mulai mengangguk setuju, terlihat bahwa kata-kata Rama mulai meresap. Ardi terdiam sejenak, merenungkan perkataan Rama. Akhirnya, dia berkata dengan suara pelan, "Saya memahami apa yang Anda maksudkan. Saya tidak ingin kehilangan harapan mereka."

Rama tersenyum dan mengangguk. "Tepat sekali, Ardi. Bencana memang bisa datang kapan saja, tetapi spirit kita untuk membantu dan peduli juga bisa membantu mengatasi ketidakpastian itu. Ingatlah, tindakan kebaikan kita memiliki dampak yang jauh melebihi yang kita duga."

Diskusi ini membuka mata para pemuda yang merasa ragu. Mereka mulai melihat sisi positif dari usaha mereka dan mengerti bahwa kebaikan mereka memiliki efek gelombang yang lebih besar. Semangat mereka kembali berkobar, dan mereka berjanji untuk terus memberikan dampak positif kepada desa mereka.

Dengan semangat yang diperbaharui, Rama dan teman-temannya melanjutkan usaha mereka dengan penuh keyakinan. Mereka tidak hanya membantu membangun kembali infrastruktur, tetapi juga semangat dan harapan warga desa. Bencana memang bisa datang lagi, tetapi cahaya kebaikan yang mereka tanamkan telah memberikan kekuatan dan ketahanan kepada desa itu.

Ketika bencana benar-benar datang lagi dalam bentuk badai yang menerjang desa, warga desa sudah lebih siap menghadapinya. Mereka bekerja bersama-sama, mengingatkan satu sama lain akan kekuatan kebaikan yang telah mereka ciptakan. Rama dan teman-temannya bersama-sama dengan Ardi adalah tonggak kekuatan di tengah badai tersebut.

Akhirnya, bencana pun meredam, dan desa kembali bangkit. Lebih kuat dari sebelumnya. Jejak kebaikan yang telah mereka tinggalkan menjadi momen berharga yang selalu diingatkan. Ardi pun menyadari bahwa usaha mereka bukanlah sia-sia. Kebaikan yang mereka lakukan telah membantu membangun ketahanan sosial dan semangat yang tak tergoyahkan.

Sekarang, Rama sudah menjadi seorang lelaki dewasa. Ketika ia duduk di taman desa, seorang pemuda datang menghampirinya. Pemuda itu tersenyum dan bertanya, "Maaf, Pak, apakah Anda Rama? Saya mendengar banyak kisah baik tentang Anda."

Rama tersenyum ramah. "Ya, saya Rama. Ada yang bisa saya bantu?"

Pemuda itu duduk di dekat Rama. "Saya ingin belajar dari Anda. Bagaimana caranya agar kita bisa meninggalkan jejak kebaikan dalam hidup orang lain?"

Rama tersenyum dan memulai kisahnya, menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh dengan momen-momen kebaikan dan inspirasi. Ia mengajarkan pemuda itu bahwa setiap tindakan baik, sekecil apapun, memiliki potensi untuk menjadi jejak yang abadi dalam ingatan orang lain.

                                                                               Selesai!

By
Nama: Onisimus Nahak.
Umur : 23
TTL    : Loomota Besin, 16 Februari 2000
Alamat: Jln. St. Yohanes Baptista Besikama
Email   : Onisimusnahak@gmail.com
Hobby : Menulis
Status : Mahasiswa
Universita :Nusa Cendana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun