Dokumentasi yang aku lampirkan, keduanya saat berada di puncak. Bukan hanya sekedar bahwa ini adalah good view dalam setiap akhir perjuangan, tapi bagian ini adalah cara manusia mengapresiasi dirinya lewat langkah-langkah kecil yang sudah dilalui. Bagian yang terindah adalah bukan saat aku bisa menyimpan foto ini dalam sebuah gallery, tapi aku bisa menikmati dan memaknai apa yang terkandung dalam foto ini.
3. Menjadi Rekan Seperjalanan bagi yang lain
Sebelum berada di Jakarta, aku menganggap level pertemanan berhenti pada saat masanya sebuah organisasi / proses pembelajaran berakhir. Maklum, aku cukup tidak memaknai pertemanan yang sangat mendalam. Bagiku hubungan pertemanan ya secukupnya saja.
Jakarta dan Sebuah Komunitas Kerohanian banyak merubah cara memandangku memaknai sebuah pertemanan. Aku merasakan bahwa pertemanan itu perlu dimaintain. Relasi bukan tentang menghidupi rasa bosan, tapi belajar membangun kepercayaan. Aku sangat senang saat percakapan dengan teman-teman tidak lagi membahas fokus organisasi atau komunitas, tapi bisa mencerita hal-hal yang serius, lucu, absurd atau bahkan berbagai hal lain, dan aku cukup naik level dengan bisa beradaptasi pada pembahasan percakapan tersebut dan tidak takut menyampaikan perasaanku atau pikiranku.
Di akhir desember 2023, ada sebuah kerinduan terdalam dalam hatiku ingin menyapa teman---teman yang menghidupi prosesku menjadi tumbuh dan berkembang. Dalam sebuah doa yang hangat, ternyata sang pencipta mendengarkan doa anak kecil ini. Perlahan tapi pasti, hubungan komunikasi itu muncul, sapaan itu hadir lagi dan bercerita menjadi sebuah kebiasaan yang layak untuk selalu ada dalam setiap perjumpaaan.
Akhir kata, 12 bulan telah aku lalui dengan berbagai macam dinamika baik itu menyenangkan atau tidak menyenangkan. Tapi, I'm happy to enjoy this processs.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H