Mohon tunggu...
Oni Johanton
Oni Johanton Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Lestarikan Alam dengan Bijak Mengkonsumsi

31 Oktober 2015   22:38 Diperbarui: 31 Oktober 2015   22:38 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara tidak langsung, kita sebagai konsumen utama minyak kelapa sawit bersama China dan India turut menjadi tersangka dengan terjadinya bencana kabut asap di Sumatra dan Kalimantan. Pemerintah telah menetapkan bahwa bencana tersebut merupakan ulah dari manusia dan merupakan unsur kesengajaan.

Kelapa sawit, tanaman penghasil minyak dengan berbagai keunggulan ini memang menjanjikan. Lebih dari 4 juta keluarga di Indonesia menggantungkan kehidupannya terhadap tanaman yang satu ini. Tidak berhenti disitu, coba Anda tengok dan amati, hampir seluruh barang-barang yang kita konsumsi menggunakan dan mengandung minyak kelapa sawit mulai dari masakan yang kita makan, lauk tahu, tempe, kerupuk, ikan, dan ayam yang kita goreng, bahkan barang-barang jadi hasil pabrik seperti sabun, shampoo, detergen, roti, margarine, coklat, es krim, kosmetik, dan masih banyak lagi lainnya.

Menurut data FAO, dalam beberapa dekade terakhir produksi minyak kelapa sawit meningkat 2 kali lipat dan merupakan minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi dan diperdagangkan di dunia. Hal ini tidaklah heran mengingat minyak kelapa sawit memang memiliki daya saing yang tinggi serta beberapa keunggulan yang tidak di dapat dari minyak nabati lain seperti minyak gandum dan minyak kelapa. Adapun keunggulan dari minyak kelapa sawit antara lain adalah sebagai berikut:

  • Mampu mempertahankan keaslian rasa(mempertahankan resep)
  • Bersifat mempertahankan panas
  • Bertekstur halus dan lembut
  • Tidak menimbulkan bau
  • Memiliki efek pengawet alami
  • Dengan sedikit kelapa sawit menghasilkan banyak minyak(efisien)

Selain predikat dengan Negara yang menjadi konsumen utama minyak kelapa sawit, Indonesia juga menyumbangankan lahan terluas nomor dua setelah Malaysia untuk perkebunan kelapa sawit tahun 2006 dan menjadi produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia serta kini perkebunan-perkebunan kelapa sawit baru sedang dikembangakan dan perluasan untuk kebun kelapa sawit yang lama. Tetapi, perlu kita sadari bahwa kegiatan diatas membawa dampak buruk terhadap kondisi sosial dan lingkungan. Sampai saat ini, telah banyak kasus seperti bentrok warga pribumi (penduduk asli) dengan perusahaan sawit, rusaknya habitat dan terbuhunnya satwa langka seperti gajah, harimau, dan orang utan, rapuhnya ekosistem laut dan hutan, serta yang paling kini yaitu bencana kabut asap yang sengaja dibakar untuk perluasan lahan kelapa sawit oleh mereka yang sudah tertutup mata hatinya dengan keuntungan yang didapat dari kita.

Pemerintah telah berupaya membatasi bahkan melarang adanya penambahan luas lahan kebun kelapa sawit, namun hal tersebut bukan solusi yang tepat mengingat jumlah permintaan minyak kelapa sawit dunia yang kian meningkat. RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), yaitu suatu asosiasi non-profit yang menyatukan produsen, pengolah, dan pedagang kelapa sawit, produsen barang-barang konsumen, pengecer, bank, investor, serta organisasi non-pemerintah lingkungan dan sosial (LSM) sedang berusaha mengembangkan dan menerapkan standar global mengenai prinsip dan kriteria proses pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan yang tidak merusak kondisi sosial dan lingkungan dengan cara memberikan sertifikat RSPO terhadap perusahaan yang mematuhi dan melaksanakan pengelolaan kelapa sawit sesuai dengan prinsip dan kriteria yang telah ditetapkan serta pemberian label RSPO pada kemasan produknya.

Namun, adanya RSPO belum cukup untuk menghentikan atau setidaknya mengurangi jumlah perusahaan yang masih melakukan pengelolaan kelapa sawit dengan kurang bijak. Cara yang paling ampuh untuk menghentikan kerusakan terhadap ekosistem hutan dan melindungi satwa-satwa langka serta menjaga kekayaan alam adalah dengan melakukan menyadaran terhadap seluruh warga dunia untuk ikut serta mengawasi dan menjaga kekayaan bumi dengan membeli dan mengkonsumsi produk-produk yang diproduksi tanpa merusak dan membahayakan lingkungan agar anak cucu kita kelak masih bisa menikmati hasil bumi.

Mengenai isi dari prinsip dan kriteria RSPO dapat Anda akses disini:

http://www.rspo.org/files/resource_centre/RSPO%20Criteria%20Final%20Guidance%20with%20NI%20Document%20%28BI%29.pdf

Daftar Pustaka:

http://world.mongabay.com/indonesian/sawit.html

http://calculator2050.esdm.go.id/assets/mini_paper/land_use/id/Panduan%20Pengguna%20untuk%20Kelapa%20Sawit.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun