Mohon tunggu...
Riza Dwi Wardhana
Riza Dwi Wardhana Mohon Tunggu... Mahasiswa -

a lord for himself

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kapitalisme Hari Ini dan Masyarakat Konsumerisme

14 November 2015   10:14 Diperbarui: 14 November 2015   10:38 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Kapitalisme memang makin humanis dengan adanya pemenuhan diri (self-fulfilling) bagi manusia di muka bumi. Kebebasan disediakan dengan tujuan meluhurkan pendapat pribadi. Namun, ini semua adalah rekayasa, semu, kebebasan disediakan hanya sebagai hiburan-tontonan semata. Kita sengaja digiring masuk ke dalamnya. Common sense internasional, mode-mode kekinian, semua dirancang untuk menggiring masyarakat agar tidak keluar jalur dan meruntuhkan sistem. Repressive tolerance, Marcuse menyebutnya, sebagai suatu toleransi yang memberikan kesan seakan-akan menyajikan kebebasan seluas-luasnya, padahal dengan maksud menindas.

 

“This society turns everything it touches into a potential source of progress and exploitation, of drudgery and satisfaction, of freedom and oppression. Sexuality is no exception?” –Herbert Marcuse; One-Dimensional Man

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

Bertens, K. 2014. Sejarah Filsafat Kontemporer Inggris dan Jerman. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

 

p.s. just correct me if I’m wrong, right?

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun