Kapitalisme memang makin humanis dengan adanya pemenuhan diri (self-fulfilling) bagi manusia di muka bumi. Kebebasan disediakan dengan tujuan meluhurkan pendapat pribadi. Namun, ini semua adalah rekayasa, semu, kebebasan disediakan hanya sebagai hiburan-tontonan semata. Kita sengaja digiring masuk ke dalamnya. Common sense internasional, mode-mode kekinian, semua dirancang untuk menggiring masyarakat agar tidak keluar jalur dan meruntuhkan sistem. Repressive tolerance, Marcuse menyebutnya, sebagai suatu toleransi yang memberikan kesan seakan-akan menyajikan kebebasan seluas-luasnya, padahal dengan maksud menindas.
“This society turns everything it touches into a potential source of progress and exploitation, of drudgery and satisfaction, of freedom and oppression. Sexuality is no exception?” –Herbert Marcuse; One-Dimensional Man
Daftar Pustaka
Bertens, K. 2014. Sejarah Filsafat Kontemporer Inggris dan Jerman. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.