Salah satu kegiatan favorit menjelang akhir tahun adalah melihat promo liburan akhir tahun. Mulai dari hotel, tempat wisata hingga kuliner diberbagai kota. Yang paling bikin agak seru ketika dalam beberapa bulan ini mengamati ada satu sistem manajemen hotel berlogo merah yang mengadakan promo Rp. 99rb di berbagai properti rekanannya. Pertanyaan yang muncul di kepala saya adalah; "Berapa profitnya dengan harga segitu?"
Kemudian saya membuat hitung-hitungan sederhana. Jika 99 ribu dikurangi 10% (Pajak Pembangunan/PB1) maka sisanya adalah 90 ribu. Kemudian dikurangi lagi biaya (cost) dari kamar yang meliputi listrik, air, wifi, TV channel, guest amenities dan laundry. Anggap biayanya (saya ambil harga terendah) 35 ribu maka sisanya menjadi 55 ribu. Jika ini dikurangi lagi dengan komponen biaya karyawan, administrasi dan operasional lain, anggap saja 25 ribu maka sisanya menjadi 30 ribu. Belum termasuk service charge dab management fee.Â
Saya tidak tahu berapa persen yang dikenakan kepada pemilik properti karena logikanya pasti ada. Minimal untuk membayar biaya operasional sistem OTA yang mereka jalankan. Kalau di OTA lain fee-nya bisa mencapai 10-20%, maka tidak menutup kemungkinan prosentase yang sama diberlakukan dalam sistem mereka. Terkecuali jika ini adalah program promosi yang bisa saja tanpa management fee dan menjadi biaya pemasaran.Â
Disalah satu properti saya sempat ngobrol dengan salah satu manajemen hotel dan bilang jika ini sama seperti OTA lain yang berlogo biru dan tujuannya sebagai gimmick untuk menarik tamu untuk datang. Pihak hotel juga tidak serta merta memasang harga 99 ribu sepanjang hari dan jika kebetulan ikut promo  tersebut, hanya beberapa tipe kamar. Tidak semuanya.
Hotel sadar betul bahwa persaingan semakin hari semakin ketat dengan beragam properti dan masing-masing mencoba menawarkan sesuatu yang beda dengan pesaing. Nah, selain desain hotel, salah satu komponen yang bisa menarik tamu adalah harga. Apalagi tren wisatawan backpacker semakin meningkat dari waktu ke waktu. Termasuk para vlogger atau youtuber traveller yang hobi wisata kuliner dan destinasi.
Dia juga menambahkan bahwa di hari lainnya, mereka juga pasang harga normal dan itu sudah bisa nutup untuk operasional dan masih ada profit. Tetapi soal management fee, hal itu "rahasia perusahaan". Tidak etis.
Dari obrolan tersebut saya punya gambaran lebih jelas meski tetap saja agak mikir terutama karena faktor service & tax. Semoga karyawannya tetap sejahtera ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H