Mohon tunggu...
Ongky Hojanto
Ongky Hojanto Mohon Tunggu... Human Resources - Public Speaking Academy
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku best seller Pakar Public Speaking Indonesia versi koran kontan Founder Public Speaking Academy CEO Founder The Laundry Company Property Devloper & Investor Motivator Keuangan versi Metro TV

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Inilah 3 Kesalahan Fatal Saat Bercerita

7 Juli 2023   15:45 Diperbarui: 7 Juli 2023   15:56 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Cerita itu menginspirasi, menggugah, memotivasi dan akan melekat sepanjang hayat"

Pembicara | Public Speaking | Public Speaking Indonesia | Kesalahan Fatal Saat Bercerita | Motivasi | Motivator | Motivator Indonesia

Menceritakan sebuah kisah yang berhubungan dengan poin yang sementara di bahas akan mempermudah audiens memahami apa yang Anda sampaikan, sekaligus akan membuat audiens tidak merasa di gurui sehingga hal ini menyenangkan bagi audiens Anda. Namun kenyataannya, tak jarang banyak cerita yang justru membuat Kita merasa bosan dan bingung ketika mendengarkannya. Sama halnya dengan mengemudi, membawakan sebuah cerita juga memiliki rambu-rambu yang perlu ditaati dan kesalahan-kesalahan fatal yang perlu dihindari. Lalu apa saja sih kesalahan fatal yang dapat menyebabkan cerita Anda menjadi membosankan dan membingungkan para pendengarnya ?

Berikut adalah 3 Kesalahan Fatal Saat Bercerita :

 

1. Mulai Cerita Dengan Mangatakan Akan Bercerita

"Saya akan memulai acara ini dengan sebuah cerita"

Hindari kalimat pengantar tersebut, sebagai pembuka cerita Anda. Langsung saja pada cerita yang ingin Anda ceritakan. Karena orang tahu Anda akan sementara bercerita bukan bernyanyi, jadi hindari hal tersebut.

2. Ketidakjelasan Tokoh

"Saya punya teman yang memiliki kekhawatiran saat presentasi"

Siapa nama teman Anda ? Siapa nama tokoh yang Anda ceritakan ? Beritahukanlah itu pada Audiens Anda. Jika sekiranya kisah yang Anda sampaikan berhubungan dengan etika dan tidak kepantasan untuk di ceritakan, maka samarkan nama orang di cerita tersebut dengan mengganti namanya, namun tidak perlu Anda sampaikan :

"Karena hal ini menyangkut kode etik, maka Saya ganti nama teman Saya dengan Mawar"

3. Menjelaskan Cerita

Ceritakanlah sebuah cerita, bukan menjelaskan cerita tersebut.

"Ini betul-betul kisah nyata"

"Jujur, Saya kaget dengan kejadian ini"

"Cerita yang akan Saya sampaikan ini, terjadi dua tahun yang lalu"

Cobalah untuk melakukan tiga hal di atas, sehingga cerita yang Anda sampaikan menjadi lebih menarik dan bermanfaat.

Demikian Saya Ongky Hojanto

Pakar Public Speaking Indonesia versi koran Kontan

Penulis Buku Best Seller

Founder Public Speaking Academy

Semoga bermanfaat !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun