Mohon tunggu...
Ongky Hojanto
Ongky Hojanto Mohon Tunggu... Human Resources - Public Speaking Academy
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku best seller Pakar Public Speaking Indonesia versi koran kontan Founder Public Speaking Academy CEO Founder The Laundry Company Property Devloper & Investor Motivator Keuangan versi Metro TV

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerita Jenis Perumpamaan (My Friend John)

27 Juni 2023   10:40 Diperbarui: 27 Juni 2023   10:51 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknik “My-Friend-John” dikembangkan oleh Milton Erickson, MD berdasarkan prinsip ini. John adalah subjek hipnotik imajiner yang seolah-olah duduk di sebelah subjek sesungguhnya. Erickson sakan mengarahkan sugesti-sugestinya kepada subjek imajiner itu, dan dengan cara itu ia membawa subjek sesungguhnya memasuki keadaan hipnotik.

Atau John sekadar diceritakan dalam obrolan santai Erickson dengan si subjek. Ini dilakukan, misalnya, ketika ia menangani pasien yang mengidap rasa sakit pasca-amputasi (phantom limb). Ia bilang: “John sungguh luar biasa. Dan aku bicara dengannya mengenai pentingnya memiliki perasaan tenteram dalam kaki kayu, lutut kayu, betis kayu.... Merasakannya hangat. Dingin. Santai.... Anda bisa saja mengidap simptom kegembiraan pasca-amputasi.”

Prosedur semacam ini juga bekerja efektif pada pasien resisten. Dalam hal ini Kita bisa mengepung subjek resisten tersebut dengan subjek-subjek yang memiliki penerimaan baik. Proses tanggapan ideodinamik (baik ideomotor maupun ideosensory) akan terjadi secara otomatis dalam diri subjek yang resisten saat itu mendengarkan sugesti dan melihat respons orang lain. Atmosfer hipnotik mempengaruhinya sehingga ia menjadi jauh lebih responsif ketimbang sebelumnya.

Berikut Ini Beberapa Konsep Dari My Friend John Yang Dapat Di Pilihan :



1. My Friend Was In A Similar Situation

Anda dapat menceritakan seseorang yang berada dalam situasi atau kondisi yang sama dengan mayoritas Audience Anda, apa yang dilakukan oleh orang tersebut sehingga dapat keluar dari kondisi itu dan apa hasil yang diperoleh oleh orang tersebut. Dalam hal ini seseorang yang Anda ceritakan itu merupakan rekayasa. Karena jika kisah itu adalah kisah nyata, maka Kita kategorikan sebagai Historical Story.

2. Someone They Respect

Mencari cerita jadi seseorang yang orang lain hormati dan kagumi serta apa pesan orang tersebut yang dapat disampaikan kepada Mereka adalah salah satu cara untuk memperkuat pesan yang Anda ingin katakan.

3. I Said To Someone

Anda juga dapat menceritakan cerita dengan situasi di mana Anda pernah menasehati seseorang yang mengalami masalah yang sama dengan Audiens Anda.

4. Someone Told Me

Konsep yang berikutnya adalah Anda bisa membangun cerita di mana ada orang yang mengatakan kepada Anda cara mengatasi masalah yang sama persis dengan yang dialami oleh Audiens Anda.

5. Wise Person Says To Character

Konsep ini, Anda sengaja membangun satu karakter sebagai orang bijak yang memberikan nasehat kepada orang lain dalam cerita tersebut. Namun nasehat ini, sebetulnya juga berhubungan dengan problem atau masalah yang dialami oleh Audiens Anda sehingga nasehat ini secara tidak langsung ditunjukkan kepada Audience Anda.

6. Research Shows

Fakta dari sumber terpercaya adalah salah satu cara untuk meyakinkan Audiens Anda dan mengurangi bantahan yang mungkin saja Mereka akan keluarkan.

Demikian Saya Ongky Hojanto

Pakar Public Speaking Indonesia versi koran Kontan

Penulis Buku Best Seller

Founder Public Speaking Academy

Semoga bermanfaat !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun