Mohon tunggu...
Ongky Hojanto
Ongky Hojanto Mohon Tunggu... Human Resources - Public Speaking Academy
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku best seller Pakar Public Speaking Indonesia versi koran kontan Founder Public Speaking Academy CEO Founder The Laundry Company Property Devloper & Investor Motivator Keuangan versi Metro TV

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Cue Card - Kertas Contekan Dalam Public Speaking

5 Maret 2022   11:07 Diperbarui: 5 Maret 2022   11:14 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Motivator | Pembicara Pidato singkat sehubungan dengan Peresmian kehadiran First Media di Malang yang berlangsung di Malang Town Square, dibawakan dengan menarik oleh Prof. Dr. Didik Junaidi Rachbini selaku komisaris Independen. Pidato yang dibuka dengan audiens participation melalui salam satu jiwa.

Jika ada feedback yang dapat saya berikan dalam acara tersebut adalah mengenai cue card yang di gunakan oleh beliau. Cue card tersebut terlalu besar dan mengganggu pandangan audiens.

Cue card atau sering di sebutkan dengan note cards sebuah kartu yang berisi catatan dan berfungsi untuk membantu aktor dan pembicara mengingat apa yang akan mereka sampaikan. Cue cards sendiri awalnya di populerkan oleh John Barrymore di akhir tahun 1930an.

Ada beberapa cara untuk membuat cue card yang menarik :

 

1. Ukuran

Ukuran cue card janganlah terlalu besar. Sebaiknya hanya sebesar seperempat HVS. Kertas yang terlalu besar akan menghalangi audiens Anda untuk dapat melihat wajah Anda.


2. Tulisan

Hindari untuk menulis tangan. Ketiklah dengan rapi dan pastikan hurufnya dapat terbaca dengan jelas. Perhatikan juga jenis font dan warna yang Anda gunakan.

           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun