Mohon tunggu...
Ongky Hojanto
Ongky Hojanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pakar Public Speaking Indonesia versi koran Kontan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pembicara Seminar | Book Writer | Public Speaker Trainer | NLP Trainer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kesalahan Tina Talisa dalam Debat Kedua Pilgub DKI

28 Januari 2017   09:52 Diperbarui: 29 Januari 2017   18:33 7041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tina Talisa tampil sebagai salah satu moderator dalam debat  kedua para paslon  Gubernur dan wakil Gubernur berlangsung di jumat 27 januari 2017. Agak sedikit berbeda karena saat ini ia tidak sendiri lagi, tapi di temani Eko Prasojo. Ada banyak hal baik dari penampilan para moderator malam itu, akan tetapi saat ini izinkan melihat dari sisi yang menggangu saya sebagai penonton debat, yakni kegagalan Tina Talisa dalam mengendalikan para pendukung paslon dalam acara tersebut.

Terdengar berkali-kali Tina Talisa harus meminta para pendukung untuk diam. Dari ajak halus hingga sedikit "bumbu ancaman" tidak membuat para pendukung mengikuti kemauan yang moderator.

Pengalaman saya membawakan seminar dengan audiens hingga 8.000 orang mengajarkan 4 hal ini yang harus dilakukan agar anda dapat mengendalikan massa yang banyak dari atas panggung:

Kesepakatan di awal
Buatlah kesepakatan diawal mengenai aturan main dalam acara tersebut. Dan saya yakin ini telah di sampaikan, pertanyaannya kenapa tidak efektif?

Analisis saya tidak adanya simulasi sebelum acara berlangsung. Lakukanlah simulasi 2 jam sebelum acara dan ini tidak mudah karena para pendukung belum tentu telah hadir dalam acara tersebut.

Penting untuk diperhatikan simulasi harus dilakukan langsung oleh moderator dan bukanya staf atau tim yang mewakili moderator. Lakukan pendekatan dengan seluruh pendukung paslon, utarakanlah beberapa harapan anda dan juga kemukakan manfaat yang dirasakan oleh paslon yang mereka dukung jika acara ini berlangung baik.

Gunakan Anchor
Gunakanlah isyarat bahasa tubuh saat meminta para pendukung calon untuk diam. Tetapi hal ini harus di sepakati dan di simulasikan diawal acara. contoh: jika moderator telah mengangkat tangan maka para pendukung haruslah diam.

Ini akan lebih baik karena tidak perlu mengeluarkan instruksi yang sama berkali-kali untuk meminta mereka tenang. Sekali lagi kunci keberhasilan teknik ini adalah simulasi dan kesepakatan di awal.

Koordinator lapangan
Tunjuklah beberapa Koordinator lapangan yang dikenal dekat oleh para pendukung paslon untuk meminta mereka menenangkan para pendukung, saat moderator telah memberikan isyarat untuk tenang.

Berikan sedikit kesenangan
Saya mengamati secara umum, tidak ada tindakan berlebihan yang dilakukan oleh para pendukung pasangan paslon. Saran saya berikanlah waktu 20 detik untuk mereka bersorak atau bertepuk tangan saat pergantian sesi, sehingga energy mereka bisa keluar.

Harus berhati-hati dengan teknik ini karena mereka dapat keterusan dan menjadi tidak terkendali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun