Public Speaking | Pemaparan visi dan misi dari para kandidat Gubernur DKI, jumat 13 januari 2017, menarik perhatian dari berbagai kalangan masyarakat di Indonesia. Hal ini bisa di maklumi karena Jakarta adalah jendela Indonesia.
Berdasarkan pemaparan para kandidat Gubernur, maka saya memberikan beberapa catatan sehubungan dengan teknik presentasi dan isi presentasi dari para kandidat
- Pasangan No 1
AHY memulai pemaparan visi dengan menyebutkan tiga hal : ketimpangan yang meningkat, daya beli yang menurun dan kualitas hidup yang menurun disebabkan karena macet, banjir dan sampah
Visi : Maju aman adil dan sejahtera
Misi : Atasi semua Masalah dan tingkatkan pembangunan
Kelemahan pertama dari penyampaian Agus adalah tidak adanya logos atau data sebagai sumber referensi pendukung poin yang ia sampaikan. Jika AHY mengatakan bahwa ketimpangan meningkat dan daya beli menurun, maka alangkah baiknya memberikan data yang akurat dari poin yang disampaikan.
Kedua, tidak adanya integrasi antara Visi dan Misi. Seharusnya Misi adalah rencana tindakan mencapai visi yang di buat.
Ketiga adalah misi yang terlalu luas yakni akan mengatasi semua masalah di Jakarta. Bagi masyarakat Jakarta yang merupakan pemilih yang cerdas hal ini kelihatan menjadi tidak masuk akal
- Pasanga no 2
BTP memaparkan Visi paslon no 2 adalah membangun manusia dengan indicator yang terukur IPM (indeks pembangunan Manusia) 2015 78,99 dan akan di tingkatkan menjadi 8,0 sehingga sejajar dengan Negara-negara maju
Misi : Birokrasi yang melayani, transparan dan professional
Hal yang menarik dari visi calon no 2 adalah kejelasan visinya dan integtasi antara visi dan misi
Sementara untuk kelemahan dari pemaparan Calon no 2 adalah terjebak dalam “curcol” mengenai kesalah pahaman masyarakat terhadap dirinya
Kelemahan kedua adalah calon no dua tidak menceritakan presentasi yang di lakkukan secara detail, serta seharusnya memberikan gambaran menganai komponen penyusun IPM yang bagi sebagian masyarakat mungkin membingungkan
- Pasangan no 3
AB mengawali dengan mengatakan memiliki pengalaman, pengetahuan dan akumulasi jaringan.
Visi : Kesejahteraan dan Keadilan
Kelemahan utama dari calon no 3 adalah tidak berhasil menemukan strong poin dalam dirinya serta diri wakilnya untuk kemudian di pakai dalam menjabarkan visi dan misi
Kesalahan pertama adalah menganggap diri seorang yang berpengalaman dalam mengelolah pemerintahan, dimana calon no 3 serta wakilnya tidak memiliki pengalaman dalam hal tersebut
Kedua melontarkan isu yang kecil, seperti “mengantarkan anak kesekolah” alangkah menariknya jika calon no 3 mengatakan “orang tua akan kami bantu untuk mengantarkan anak mereka hingga paska sarjana”
Kekuataan utama wakil calon gubernur no 3 sepertinya terbenam. Andai kata dalam visi dan misi juga di tekankan bahwa kami berpengalaman dalam melahirkan pengusaha – pengusaha muda. ini akan menjadi menarik
Ketiga melemparkan isu yang kontra dengan fakta yang beredar di masyarakat, yakni mengatasi narkoba dan seolah ini menjadi misi utama calon no 3 padalah dalam beberapa informasi di ketahui bahwa calon 3 pernah tidak melaksanakan usulan pimpinan BNN untuk memasukan bahaya narkoba dalam kurikulum sekolah, saat beliau masih menjadi meteri pendidikan. Penekanan paslon no 3 dalam memberantas narkoba membuat beliau seperti menempatkan diri seperti calon kepala BNN dan bukannya calon Gubernur DKI
Training Sales | Training Motivasi
Demikian dari saya Ongky Hojanto
Pakar Public Speaking Indonesia versi Koran Kontan
Penulis buku best seller Public Speaking Mastery
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H