Jumat 13 Januari 2017, debat perdana calon gubernur dan wakil gubernur diselenggarakan di ruang Birawa Hotel Bidakara Jakarta. Debat yang diikuti oleh tiga pasang calon dan dimodetori oleh Ira Koesno presenter terkenal dan juga pemenang Panasonic Gobel Award for Favorite News Presenter tahun 2003 dan pembawa acara di salah satu stasiun televisi swasta terkenal di Indonesia.
Banyak hal baik dan menarik untuk dipelajari dari penampilan seorang Ira Koesno sebagai moderator malam itu. Namun, saat ini saya ingin mengambil sisi beda sebagai pelajar, oleh karena itu saya melihat ada beberapa kesalahan yang ia lakukan dalam debat tersebut:
1. Time Management
Ira Koesno tidak mengetahui waktu yang tepat kapan acara tersebut akan dimulai dan beliau lakukan beberapa kali kofirmasi. Padahal siaran langsung telah dimulai. Seharusnya dia melakukan ice breaking sambil menunggu on air, koordinasi dengan floor manager untuk memberikan kode jika segera akan on air, sehingga tidak perlu ditanyakan dari atas panggung.
2. Knock Down
Jika anda menjadi moderator hal paling penting adalah jangan pernah merendahkan narasumber anda, walaupun hanya untuk tujuan membuat guyon. “mempermalukan” Agus dan Sandi dengan mengatakan tangan mereka dingin saat bersalaman, semestinya tidak dilakukan. Ira dapat menghidupkan suasana dengan melemparkan lelucon yang lain.
Seharusnya dia bisa membuat narasumber nyaman dengan anda dan bukan membuat mereka semakin tegang. coba tanyakan bebepa hal yang membuat mereka ceria. Contoh : Apa saja yang sudah dipersiapkan untuk debat malam ini.
3. Gap
Telalu banyak menggunakan kata sambung: baik dan begitu yang menurut saya tidak di perlukan.
4. Standard Opening
Salah satu poin minus dari Ira malam hari itu adalah pembukan yang tidak menarik. Ira membuka acara tersebut dengan mengatakan “Selamat malam bapak / ibu serta hadirin yang berada diruang Birawa Hotel Bidakara, selamat malam audience, para penonton, para netizen dimanapun anda berada.”
Bukalah dengan pernyataan yang menarik atau fakta yang mengejutkan. contohnya :
“22 hari, 528 jam, 31.680 menit, Jakarta akan menentukan masa depannya selama lima tahun kedepan. Jakarta akan memilih pemimpin yang akan mengelolah Rp 70 Triliun APBD, pemimpin yang harus mensejahterakan 10 juta penduduknya dimana setiap jam akan bertambah 12 angka kelahiran baru. Jika jumlah penduduk Jakarta bergandengan tangan dari monas, maka dari akan mencapai kota Sydney Australia dengan jarak 5.492 KM. Dan malam ini, kita berada di Birawa Hotel Bidakara untuk menyaksikan para calon Gubernur dan Wakil Gubernur memaparkan visi, misi dan agenda kerja mereka. Siapakah yang pastas memimipan Jakarta lima tahun kedepan? kita akan saksikan mulai malam ini.
“Selamat malam bapak/ibu serta hadirin yang berada diruang Birawa Hotel Bidakara, selamat malam audience, para penonton, para netizen dimanapun anda berada”
5. Intonation
Ira Koesno terlalu mengambil “nada tinggi” untuk menghidupkan suasana akan tetapi ia terlihat “ngos-ngosan” di beberapa waktu. Tetapi, harus di akui Ira tampil baik sebagai moderator dan pengalaman saya menjadi moderator dengan pembicara yang luar biasa serta mendapat sorotan hebat tidaklah mudah. Poin 8,5 untuk penampilan dan ketrampilan Ira dalam debat tersebut.