kata orang negeri surgawi
sepotong surga yang ada di bumi
tanah yang sangat subur
katanya tongkat dan batu jadi tanaman
terbentang dari sabang hingga merauke
beribu-ribu pulau
diantara samudera luas
bermacam-macam suku bangsa
melimpahnya pemberian ibu pertiwi
keramahan penghuninya yang membuat dunia takjub
tapi itu dulu kawan
kini negeri kita ini
bukanlah lagi negeri surgawi
semua keramahan dan senyum penduduknya
berubah menjadi tangis
cacian makian teriakan dan pukulan
jika dulu saat seseorang bersua
selalu didahului dengan senyum sapa dan bahkan pemberian
kini semua hanya sebagai mitos belaka
semua hanya cerita
cerita ayah ibu kakek nenek dan para leluhur
Indonesia dan Pancasila yang sesungguhnya sudah tertidur
raganya terasuki roh lain
roh jahat yang merongrong bangsa ini
roh kebencian
roh keserakahan
roh kerakusan
roh keinginan untuk berkuasa
lihatlah wahai kawanku
buka mata kalian
tikus-tikus berdasi dengan perut buncit
yang kerjanya tidur tidurr dan tidurrr
makan telan sedot dan habiskan semua harta ibu pertiwi
tak pernah pedulikan dan pikirkan kita kawan
kaum rakyat jelata
kaum petani
kaum nelayan
kaum buruh
kaum miskin
bahkan kaum berjubah putihpun berusaha mereka telan
mereka yang harus berjuang demi sesuap nasi
mereka yang mengabdi untuk ibu pertiwi
mereka yang harus berhutang kepada lintah darat
mereka yang harus makan makanan sisa
mereka yang setiap malam menangis meratapi kehidupan ini
berbagai janji-janji manis dilontarkan
demi kesejahteraan rakyat katanya
demi indonesia katanya
semua hanyalah kosong
semua demi perut dan kantong
mahasiswa dan para generasi pembaharu bangsa selalu diracuni dan dijejali dengan pola pikir sempit
para pemikir kritis yang berjuang diinjak
semua diharapkan mengikuti arus dan pola pikir tirani
sistem feodal dan kekuasaan hukum rimba kembali berlaku
yang dilihat adalah status dan kekuasaan
bukanlah kompetensi dan kontribusi
mereka yang dulu berjuang
para kaum muda sebagai pendorong kemerdekaan Indonesia
para pemuda pencetus sumpah pemuda
para mahasiswa yang menumbangkan rezim tirani
kini sudah tak terdengar gaung suaranya
tak terdengar demonstrasinya
tak terdengar tuntutannya
tak terdengar pemikiran kritisnya
mereka sedang terbuai dengan ruangan dingin dan nilai semata
mereka terbuai berlomba-lomba mencari harta dan jabatan
mereka terbuai kata-kata manis
pikiran kritis mereka tertidur lelap
mereka yang dulu
sebagai ujung tombak rakyat perlawanan melawan tirani
kini telah tumpul
sungguh menyedihkan kawan
sampai kapan?
sampai kapann?!
sampai kapan kita terus begini?
mana revolusi mental?
mana suara kalian wahai pemuda Indonesia?
kita harus berjuang
kita harus kritis
kita harus sadar banyak yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi negeri ini,
demi kita kawan
tapi mana kontribusi kita?
mana perjuangan kita?
untuk melanjutkan mereka
kita harus kritis
bangun mentalitas pejuang dan pemikiran kritis
bangun aksi yang benar-benar ikhlas
karena Sang Pencipta tidak tidur kawan
awal dari kata-kata ini
bukanlah dari tugas
bukanlah dari suruhan
tapi dari hati nurani
hati yang dari dulu ingin berteriak
ingin membuka pikiran kalian
ingin membuat kita maju untuk negeri
bukan hanya sebatas kata
memang konyol jika aku ingin kita pemuda bersatu seluruhnya
memang banyak yang mengatakan itu sebatas mimpi
tapi aku percaya kepada kalian kawan
kita tidak sendiri
pasti ada diantara kalian yang memendam rasa yang meledak-ledak
diharapkan Revolusi Mental bukan hanya sebagai kata-kata kosong dan semu
semoga bakti kita abadi untuk negeri
semoga tulisan ini bermanfaat
terimakasih
HIDUP MAHASISWA!
HIDUP MAHASISWA!
HIDUP RAKYAT INDONESIA!
by Ongkowijoyo 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H