Mohon tunggu...
Yudi Yasmin Wijaya
Yudi Yasmin Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Hukum; Universitas Jember

Mahasiswa Fakultas Hukum; Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kritik untuk Pemuda Indonesia

1 Januari 2016   12:58 Diperbarui: 1 Januari 2016   13:29 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia

kata orang negeri surgawi

sepotong surga yang ada di bumi
tanah yang sangat subur

katanya tongkat dan batu jadi tanaman

terbentang dari sabang hingga merauke

beribu-ribu pulau

diantara samudera luas

bermacam-macam suku bangsa

melimpahnya pemberian ibu pertiwi

keramahan penghuninya yang membuat dunia takjub

tapi itu dulu kawan

kini negeri kita ini

bukanlah lagi negeri surgawi

semua keramahan dan senyum penduduknya

berubah menjadi tangis

cacian makian teriakan dan pukulan

jika dulu saat seseorang bersua

selalu didahului dengan senyum sapa dan bahkan pemberian

kini semua hanya sebagai mitos belaka

semua hanya cerita

cerita ayah ibu kakek nenek dan para leluhur

Indonesia dan Pancasila yang sesungguhnya sudah tertidur

raganya terasuki roh lain

roh jahat yang merongrong bangsa ini

roh kebencian

roh keserakahan

roh kerakusan

roh keinginan untuk berkuasa

lihatlah wahai kawanku

buka mata kalian

tikus-tikus berdasi dengan perut buncit

yang kerjanya tidur tidurr dan tidurrr

makan telan sedot dan habiskan semua harta ibu pertiwi

tak pernah pedulikan dan pikirkan kita kawan

kaum rakyat jelata

kaum petani

kaum nelayan

kaum buruh

kaum miskin

bahkan kaum berjubah putihpun berusaha mereka telan

mereka yang harus berjuang demi sesuap nasi

mereka yang mengabdi untuk ibu pertiwi

mereka yang harus berhutang kepada lintah darat

mereka yang harus makan makanan sisa

mereka yang setiap malam menangis meratapi kehidupan ini

berbagai janji-janji manis dilontarkan

demi kesejahteraan rakyat katanya

demi indonesia katanya

semua hanyalah kosong

semua demi perut dan kantong

mahasiswa dan para generasi pembaharu bangsa selalu diracuni dan dijejali dengan pola pikir sempit

para pemikir kritis yang berjuang diinjak

semua diharapkan mengikuti arus dan pola pikir tirani

sistem feodal dan kekuasaan hukum rimba kembali berlaku

yang dilihat adalah status dan kekuasaan

bukanlah kompetensi dan kontribusi

mereka yang dulu berjuang

para kaum muda sebagai pendorong kemerdekaan Indonesia

para pemuda pencetus sumpah pemuda

para mahasiswa yang menumbangkan rezim tirani

kini sudah tak terdengar gaung suaranya

tak terdengar demonstrasinya

tak terdengar tuntutannya

tak terdengar pemikiran kritisnya

mereka sedang terbuai dengan ruangan dingin dan nilai semata

mereka terbuai berlomba-lomba mencari harta dan jabatan

mereka terbuai kata-kata manis

pikiran kritis mereka tertidur lelap

mereka yang dulu

sebagai ujung tombak rakyat perlawanan melawan tirani

kini telah tumpul

sungguh menyedihkan kawan

sampai kapan?
sampai kapann?!

sampai kapan kita terus begini?
mana revolusi mental?

mana suara kalian wahai pemuda Indonesia?
kita harus berjuang

kita harus kritis
kita harus sadar banyak yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi negeri ini,

demi kita kawan

tapi mana kontribusi kita?
mana perjuangan kita?
untuk melanjutkan mereka

kita harus kritis

bangun mentalitas pejuang dan pemikiran kritis

bangun aksi yang benar-benar ikhlas

karena Sang Pencipta tidak tidur kawan

awal dari kata-kata ini

bukanlah dari tugas

bukanlah dari suruhan

tapi dari hati nurani

hati yang dari dulu ingin berteriak

ingin membuka pikiran kalian

ingin membuat kita maju untuk negeri

bukan hanya sebatas kata

memang konyol jika aku ingin kita pemuda bersatu seluruhnya

memang banyak yang mengatakan itu sebatas mimpi

tapi aku percaya kepada kalian kawan

kita tidak sendiri

pasti ada diantara kalian yang memendam rasa yang meledak-ledak

diharapkan Revolusi Mental bukan hanya sebagai kata-kata kosong dan semu

semoga bakti kita abadi untuk negeri

semoga tulisan ini bermanfaat
terimakasih

HIDUP MAHASISWA!
HIDUP MAHASISWA!
HIDUP RAKYAT INDONESIA!

by Ongkowijoyo 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun