Mohon tunggu...
One Village One CEO
One Village One CEO Mohon Tunggu... Editor - Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim

Program Inovasi Pengembangan Bisnis Perdesaan Berbasis pada Produk Unggulan Desa (Prukades) yang Berorientasi Ekspor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tim OVOC IPB University Dampingi Peternak Ayam KUB dan Sosialisasikan Pembuatan Mesin Penetas Telur di Tabalong

11 Desember 2023   07:50 Diperbarui: 11 Desember 2023   07:52 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyampaian materi (dokpri)

Desa Masingai II (24/9) - Tim One Village One CEO (OVOC) IPB University melaksanakan kegiatan pendampingan bagi peternak ayam KUB di Desa Masingai II, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peternak dalam pembuatan mesin penetas telur secara mandiri.

Pendampingan difokuskan pada cara kerja dan praktik pembuatan mesin penetas telur yang sederhana. Tim OVOC IPB yang terdiri dari Arif Rahman Hakim, Irwan Sanjaya, dan Dwi Susilo, serta pelaku usaha budidaya ayam KUB Kabupaten Tabalong, memandu dan memberikan pengetahuan praktis kepada para peternak.

Irwan menyampaikan bahwa dengan adanya rencana pembangunan Ibukota Negara (IKN) Kalimantan Timur, terdapat peluang dan tantangan bagi peternak di Kabupaten Tabalong. Dalam konteks ini, pendampingan pembuatan mesin penetas telur menjadi langkah awal untuk mendukung keberlanjutan usaha peternakan ayam KUB.

Penyampaian materi (dokpri)
Penyampaian materi (dokpri)

Saat ini, ketersediaan Day Old Chick (DOC) ayam KUB di Kabupaten Tabalong masih terbatas, dan peternak pemula sering mengimpor DOC dari Pulau Jawa, menyebabkan biaya produksi meningkat. Oleh karena itu, tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memproduksi DOC ayam KUB secara mandiri.

"Ayam KUB sebagai parent stock dapat menghasilkan keturunan murni KUB sampai dengan 4 generasi. Dengan memproduksi DOC sendiri, peternak dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan keberlanjutan usaha" ucap Arif.

Dalam pendampingan ini, peserta diajarkan untuk membuat mesin penetas telur otomatis sederhana dengan kapasitas 50 butir telur. Dwi menjelaskan bahwa pembuatan mesin penetas telur tidak harus menggunakan teknologi canggih, dan dapat dimulai dengan kapasitas kecil terlebih dahulu.

Foto bersama peserta pendampingan pembuatan mesin penetas telur (dokpri)
Foto bersama peserta pendampingan pembuatan mesin penetas telur (dokpri)

Suhardi, perwakilan dari Desa Masingai II, mengapresiasi kegiatan pendampingan ini. Menurutnya, kegiatan ini memberikan peluang kepada masyarakat untuk memperluas wawasan dan keterampilan dalam sektor usaha selain perkebunan karet, yang merupakan sumber pendapatan utama di daerah tersebut.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh untuk membuat mesin penetas telur secara mandiri, meningkatkan kapasitas produksi, dan mendukung diversifikasi ekonomi di daerah setempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun