Mohon tunggu...
One Village One CEO
One Village One CEO Mohon Tunggu... Editor - Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim

Program Inovasi Pengembangan Bisnis Perdesaan Berbasis pada Produk Unggulan Desa (Prukades) yang Berorientasi Ekspor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peserta OVOC dan Pemerintah Desa Hukai Targetkan Terwujudnya SDGs Nomor Lima

27 November 2023   17:22 Diperbarui: 27 November 2023   17:51 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu, 14 Oktober 2023 mahasiswa IPB University melalui program MBKM Sociopreneur One Village One CEO (OVOC) melakukan pendampingan pembuatan kain sasirangan kepada siswa kelas sembilan MTs Hayatuddin Hukai dan didampingi kepala desa Hukai, Kalimantan Selatan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat terutama generasi muda dalam mengembangkan dan melestarikan warisan budaya kain sasirangan dan turut serta mewujudkan SDGs desa nomor lima yaitu keterlibatan perempuan desa agar tercipta kesetaraan. 

"Para siswa MTs bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari kegiatan pembuatan kain sasirangan ini sebagai tabungan untuk biaya pendidikan yang nominalnya akan diakumulasikan dari banyaknya lembar kain yang telah dihasilkan untuk selanjutnya dapat diambil pada akhir tahun" ucap Pak Ladani, Kepala Desa Hukai.

Pak Ladani membuka secara langsung kegiatan dengan menyampaikan secara umum terkait dengan kain sasirangan. Perkenalan dimulai dengan menjelaskan tahapan pembuatan kain sasirangan yang dimulai dengan membuat pola pada kain, menjelujur pola, dan pewarnaan. Setelah itu, para siswa berkesempatan untuk membuat kain sasirangan hasil sendiri. 

Kegiatan Pendampingan untuk Siswa MTS Desa Hukai
Kegiatan Pendampingan untuk Siswa MTS Desa Hukai

Kain yang dipakai pada pendampingan ini adalah katun satin yang berjumlah empat lembar, sehingga para siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk satu lembar kain. Mahasiswa OVOC ikut terlibat untuk mendampingi siswa, mulai dari pembuatan pola hingga proses akhir. Kelompok pertama membuat pola daun pucuk paku atau dalam Bahasa Indonesia biasa disebut dengan daun pakis, kelompok kedua membuat pola khas Kabupaten Balangan, kelompok ketiga membuat pola daun pacar, dan kelompok keempat membuat pola bambu serta gegatas. Antusiasme para siswa untuk mengikuti setiap tahapan dalam kegiatan pelatihan pertama ini menjadi awalan yang sangat baik bagi usaha kain sasirangan yang dikelola oleh para ibu PKK dan juga beberapa masyarakat di Desa Hukai.

Pembuatan pola kain sasirangan
Pembuatan pola kain sasirangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun