Mohon tunggu...
One Village One CEO
One Village One CEO Mohon Tunggu... Editor - Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim

Program Inovasi Pengembangan Bisnis Perdesaan Berbasis pada Produk Unggulan Desa (Prukades) yang Berorientasi Ekspor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Program OVOC IPB Gelar Pendampingan Budidaya Padi Gunung sesuai GAP (Good Agriculture Practice) di Desa Liyu

29 Oktober 2023   16:30 Diperbarui: 29 Oktober 2023   16:36 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Narasumber : Dr. Ahmad Junaedi, M.Si (Departemen Agronomi dan Hortikultura) Dokpri

Budidaya padi gunung adalah sektor pekerjaan yang mendominasi di masyarakat Desa Liyu, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan. setelah penyadap karet. Pelaksanaan budidaya padi oleh masyarakat Liyu masih menggunakan sistem tradisional berbasis kearifan lokal yang secara turun temurun dianut mulai dari aspek penanaman, pemeliharaan, panen, dan pasca panen. 

Dalam sambutannya, Kepala Desa Liyu, Sukri mengungkapkan budaya kearifan lokal dalam produksi padi yang dijalani oleh masyarakat. 

"Masyarakat menanam padi melihat segi astronomi dari tokoh adat yang kemudian dilakukan ritual Melatuhini saat memasuki musim tanam. Adapun penyiapan lahannya dilakukan dengan sistem ladang berpindah. Kami biasa membuka lahan dengan cara tradisional yaitu pembakaran sisa-sisa rumput liar di hutan tempat melakukan aktivitas budidaya padi nantinya," ucapnya.

Penanaman padi dilakukan dengan bergotong-royong. 

"Gotong royong di Liyu ini memang sudah tradisi, meskipun bukan lahan pribadi mereka, itu tetap dibantu. Padi yang biasa ditanam ini jenis lokalnya ada dua jenis", ucap Ronal, salah satu masyarakat Liyu. 

Padi jenis lokal yang digunakan adalah jenis padi Lungkai dan padi Si Buyung. Pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan pupuk dari jerami yang dibakar saat persiapan lahan serta pemeliharaan dengan penyemprotan herbisida untuk mengusir hama. "Kemudian saat panen memang kita kebanyakan tidak jual, untuk konsumsi pribadi saja tetapi ada beberapa keluarga juga yang menjual hasil panennya, jadi sesuai kebutuhan masing-masing", tambah Megi.

Narasumber : Dr. Ahmad Junaedi, M.Si (Departemen Agronomi dan Hortikultura) Dokpri
Narasumber : Dr. Ahmad Junaedi, M.Si (Departemen Agronomi dan Hortikultura) Dokpri

Pendampingan oleh tim OVOC IPB University yang beranggotakan Dhany Nukhaizal, Angelica Nabilla, Windah Mailanda, dan Sima Elpani dengan narasumber Dr. Ahmad Junaedi, M.Si (Departemen Agronomi dan Hortikultura) disambut baik oleh masyarakat.

Dalam kesempatan ini, dosen ahli agronomi, selaku inovator padi IPB 9G tersebut menekankan pentingnya melakukan gotong royong dalam melakukan produksi padi. Selain itu, ia juga mengenalkan varietas unggulan nasional padi varietas IPB 9G.

"IPB juga memiliki varietas unggulan padi untuk jenis padi ladang, yaitu IPB 9G yang telah terbukti keunggulannya dalam SK Mentan. Kami juga memberikan benih IPB 9G untuk dapat masyarakat budidayakan melalui pembuatan demplot percobaan nanti", ucapnya.

Masyarakat Liyu sangat antusias untuk mengetahui cara budidaya padi sesuai GAP (Good Agriculture Practices). Hal tersebut terbukti dengan adanya sesi diskusi serta banyak masyarakat, baik pemerintah desa maupun kelompok tani yang bertanya tentang cara budidaya diantaranya, bagaimana produktivitas padi dengan cara budidaya GAP, bagaimana pengaplikasian GAP di ladang desa, serta cara tanam dan pemeliharaannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun