Pada Minggu (2/10/22), Tim One Village One CEO di Desa Puteran melakukan kunjungan ke ladang cabai sekaligus pengamatan pada perkembangan bibit cabai yang sudah ditanam selama kurang lebih satu minggu. Ladang cabai yang dikunjungi berjarak 2 km dari rumah produksi POKHE+. Tujuan dari kegiatan ini adalah melihat hasil pertumbuhan dan perkembangan bibit cabai yang sudah ditanam setelah menggunakan pupuk POKHE+.Â
Jenis cabai yang ditanam merupakan cabai rawit domba. Cabai jenis ini biasanya sudah mulai berbuah dan bisa dipanen setelah berumur 2,5-3 bulan sejak bibit ditanam. Periode panen cabai rawit domba sendiri berlangsung selama 6 bulan bahkan lebih dari periode tanam.Â
Proses pengamatan yang didapat yaitu perkembangan di minggu pertama setelah penanaman pohon cabai masih belum terlalu terlihat perkembangannya, alasan tersebut karena tanaman cabai baru memiliki tinggi sekitar 5 cm.
Pertumbuhan cabai rawit domba dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya, pH, suhu, dan kelembapan. Kemudian faktor lainnya yakni kesuburan tanah, sebab kesuburan tanah merupakan hal penting bagi tanaman agar dapat tumbuh subur serta menghasilkan panen yang baik.Â
Tim OVOC di Desa Puteran berharap dalam 2-3 bulan mendatang tanaman cabai dapat tumbuh dan berkembang dengan subur, supaya nantinya tanaman cabai tersebut dapat dijual dengan harga sesuai permintaan pasar.Â
Harapan lainnya ialah hasil cabai yang ditanam menggunakan pupuk POKHE+ bisa menghasilkan cabai dengan kualitas unggul dan tidak kalah saing ketika menggunakan pupuk kimia yang ada di pasaran. Sehingga di masa mendatang petani  Desa Puteran maupun di wilayah luar Desa Puteran tertarik untuk mencoba memakai pupuk POKHE+.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H