Pelatihan pepaya calina melalui program One Village One CEO IPB University dan PT. INDOMARCO PRIMASTAMA digelar selama dua hari, 4-5 Oktober 2022. Pelatihan ini mengundang narasumber Prof. Suryono, Bapak Indra Gunawan, dan Bapak Abdul. Kegiatan ini berlangsung di dua tempat yaitu Kebu Sativa IPB serta Desa Petir Dramaga Bogor.Â
Pepaya calina merupakan tanaman pemuliaan asli Indonesia. Tanaman ini merupakan hasil penelitian dari Prof. Dr. Ir. Sriani  Sujiprihati, MS.,  beserta   tim  dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika Institut Pertanian Bogor [IPB], yang diperkenalkan pada 26 Mei 2010. Pada tahun 2011 pepaya calina (California) resmi menjadi "merk dagang". Masyarakat umumnya mengenal dengan sebutan Pepaya California.Â
Pepaya yang dikembangkan oleh IPB ada beberapa jenis yaitu IPB 1 (pepaya arum), IPB 2 (pepaya california) dan IPB 3 (pepaya carisya), namun diantara 3 jenis pepaya tersebut lebih dikenal oleh masyarakat pepaya california.Â
Ciri-ciri pepaya california yaitu memiliki daun seperti bendera, buahnya lonjong, warna buahnya jika masih muda warna hijau tua dan jika sudang matang berwarna orange atau kuning langsat dan pertulangan daunnya yang banyak.Â
Pada hari rabu 5 Oktober peserta OVOC dari Bogor 2 berkesempatan mengunjungi kebun pepaya calina dari salah satu mitra IPB yang beralamat di Desa Petir Dramaga. Kondisi lahan pada kebun pepaya dibangun cukup tinggi dengan tujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan sehingga menghasilkan produksi yang maksimal.
Selain itu mencegah agar tanaman jenuh air mengingat intensitas curah hujan Bogor yang tinggi. Dalam budidaya pepaya calina, perlakuan jarak tanam juga menjadi perhatian penting dikarenakan pepaya membutuhkan sinar matahari yang tinggi. Adapun serangan OPT yang sering ditemukan adalah serangan virus PRSV atau biasa disebut virus cincin.Â
Ciri-ciri terkena virus tersebut terdapat bintik bintik pada buah pepaya. Apabila buah pepaya terkena virus tersebut, maka kualitas rasanya menjadi pahit dan tidak dapat untuk diperjual belikan. Alternatif mengatasi penyakit tersebut pelakukan penyemprotan dengan bahan kimia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H