Mahasiswa IPB University peserta program MBKM Sociopreneur One Village One CEO (OVOC) mendiskusikan hasil observasi budidaya ikan kerapu di Pulau Panggang, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta bersama CEO, Muhammad Qustam Sahibudin dan Dosen Sekolah Bisnis IPB University, Lokita Rizky Megawati.Â
Diskusi dan konsultasi yang dilaksanakan di PKSPL LPPM IPB Baranangsiang dan Sekolah Bisnis IPB pada Senin (26/9) silam bertujuan untuk merumuskan langkah-langkah dan program yang sekiranya perlu dilaksanakan selanjutnya sebagaimana hasil dari observasi yang sudah dilakukan dan dengan melihat sudut pandang dari CEO juga dosen agar pemberdayaan desa melalui produk unggulan yang dihasilkan oleh daerah setempat sebagaimana tujuan OVOC dapat terlaksana.Â
Hasil observasi sendiri mengerucut pada suatu kesimpulan yaitu terkait pengadaan benih yang masih menjadi masalah utama budidaya ikan kerapu di Kepulauan Seribu. Harga yang cukup tinggi (Sekitar Rp 1.600,- per cm) untuk benih kualitas baik dan Balai Benih Ikan Laut di Pulau Tidung yang difungsikan untuk pemerintah untuk menyokong kebutuhan benih di Kepulauan Seribu masih terbilang kurang mumpuni untuk memenuhi permintaan pasar.Â
Menurut Qustam, pembudidaya sudah seharusnya bisa mandiri dan memiliki jiwa wirausaha yang tangguh dan dapat mengubah mindset budidaya ini menjadi sesuatu yang berorientasi bisnis sehingga sudah seharusnya dalam pengadaan benih sendiri tidak bisa terus bergantung pada bantuan dari pihak pihak lain.Â
Ia juga menyebutkan terkait kelembagaan, forum perikanan yang sudah terbentuk untuk mewadahi kelompok-kelompok yang tersebar di seluruh Kepulauan Seribu juga bisa menjadi sarana untuk menggenjot produksi komoditas ikan kerapu dengan memanfaatkan privilese yang dimiliki forum seperti fasilitas pembinaan dan hatchery yang disediakan dari Suku Dinas.
 Lokita menambahkan terkait kelembagaan dalam forum tersebut juga bisa memperkuat dalam hal pendampingan agar proses pembudidayaan yang dilakukan kelompok bisa dipantau dengan saksama sehingga tujuan budidaya bisa tercapai dan bisa terjaga keberlanjutannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H