Bapak di sebelah suami ibu itu hanya bisa bergaya bergeser saja. Kawan sebelahnya cuma mendengus. Turut bergeser. Soemirat pun turut terangsek.
Sungguh beruntung sang sopir siang itu. Panen penumpang. Penumpang bertambah lagi seorang. Seorang bapak setengah tua. Rambutnya memutih. Menenteng tas kain. Seperti tas kain dari bekas bungkus tepung. Duduknya pun dekat pintu. Tempat duduk cadangan. Kecil dan mirip punyanya tukang sol sepatu. Tempat duduk spesial yang dikeluarkan oleh sopir sesaat sebelum penumpang terakhir masuk.
Sopir tersenyum sumringah. Soemirat semakin gelisah. Dia seperti susah bernafas. Sapuan matanya hanya melihat wajah-wajah mengenaskan. Raut rona terjajah. Tampang-tampang yang menunggu hari pembebasan.
Aroma dalam angkot terhembus tak karuan. Aroma gado-gado. Komplit semua ada. Panas terik matahari seakan tembus memenuhi ruang dalam angkot.
Soemirat sudah tak tahan lagi. Dalam suasana yang kurang nyaman dan tertekan itu, Soemirat terlihat menyunggingkan senyum.
Soemirat seperti mendapat akal, tiba-tiba saja mulutnya berujar, "Maaf bapak-bapak dan ibu, mohon geser ya..saya sih tidak apa-apa. Tapi ini di dalam tas saya ini ada ular berbisa. Ganas! Belum saya beri makan pula."
Mendengar ucapan itu, sontak bapak-bapak itu merangsek ke arah depan. Sang Ibu terkejut setengah mati. Serta merta merangkul bapak sebelahnya, suaminya.
Bapak di depan Soemirat mengangkat kaki. Memberi ruang pada tas Soemirat. Semua mata menyorot pada tas Soemirat. Kalau-kalau sang ular keluar agar mereka bisa cepat menghindar.
Kecuali Bapak yang terakhir naik. Dia malah menatap tas kain putih dari bekas bungkus tepungnya itu yang sedang terinjak oleh Ibu gendut itu.
Belum genap Soemirat menghirup udara lega, akibat berhasilnya tipuan kecil itu, dia sempat mendengar bapak yang terakhir naik angkot berujar, "Maaf.. Bu..ularnya ada di tas saya ini. Yang sedang Ibu injak."
Sang Ibu kaget alang kepalang. Bukannya mengangkat kaki. Tas kain putih dari bekas bungkus tepung itu malah diinjak-injak. Berulang kali. Sang empunya kaget. Tas itu terlepas rebah. Ikatannya terburai lepas. Ular belang hitam bergaris putih sebesar lengan anak kecil, menggeliat keluar ke lantai angkot. Menyapa para penumpang. Penumpang tidak mau disapa. Semuanya histeris.