Mohon tunggu...
Onessimus Febryan Ambun
Onessimus Febryan Ambun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Sarjana Filsafat IFTK Ledalero-Flores

Benedictvs Dominvs Fortis mevs qvi docet manvs meas ad proelivm digitos meos ad bellvm

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Etika Stoicisme: Ketenangan Orang Bijak

27 Agustus 2022   22:21 Diperbarui: 27 Agustus 2022   22:33 1767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zeno dari Kition - Pendiri Mahzab Stoa (Sumber gambar: Thecollector.com)

Ia tidak menderita karena ia telah mematikan hawa nafsu dan mencapai ketenangan jiwa. Apa pun yang terjadi tidak dapat membuatnya gusar lagi. Itulah sikap stoikal yang masuk dalam bahasa-bahasa dunia modern dan tetap dikagumi: ketenangan hati yang tak dapat digoyangkan. 

Bagi seorang Stoic, apapun dapat diterima – termasuk putus cinta, hehehehe. Stoa tidak tanggung-tanggung dalam cita-cita ketakterkejutan itu. Ia tahu bahwa suatu perkembangan mungkin saja terjadi yang secara emosional tidak lagi dapat ditampung, di mana ia dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang tak dapat diterima lagi. 

Daripada mengambil sikap yang tidak sesuai dengan keseimbangan batin, lebih baik bunuh diri. Bagi kaum Stoa, bunuh diri adalah pilihan rasional terakhir dalam pergumulan hidupnya (dan sekurang-kurangnya tiga tokoh Stoa: Zeno, Kleanthes, dan Seneca, memang melakukan bunuh diri).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun