Mohon tunggu...
Onessimus Febryan Ambun
Onessimus Febryan Ambun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Sarjana Filsafat IFTK Ledalero-Flores

Benedictvs Dominvs Fortis mevs qvi docet manvs meas ad proelivm digitos meos ad bellvm

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Gereja Katolik dan Gerakan Ekumene: antara Perpecahan dan Persatuan

19 Mei 2022   23:19 Diperbarui: 19 Mei 2022   23:35 2169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: www.cbcew.org.uk)

Usaha keempat adalah Doa dan Ibadat Bersama. Doa tentu merupakan sarana terpenting untuk memohon rahmat persatuan. Dengan berdoa memohon persatuan, orang Kristen juga berdoa memohon perlindungan Tuhan dari si jahat, iblis yang memecah belah persatuan. Oleh karena itu, orang Kristen harus berdoa secara pribadi dan bersama-sama dengan komunitas Gerejawi lainnya demi persatuan Gereja-Gereja Kristen.

Keempat usaha yang diangkat oleh dekret tentang Ekumenisme di atas merupakan wujud konkret dari tugas sentral Gerejawi, yaitu untuk menjadikan semua bangsa menjadi murid-murid Kristus. Ekumenisme sekali lagi merupakan tema paling penting yang harus dibicarakan dalam berbagai lini kehidupan Gereja yang saat ini mengalami realitas perpecahan. Seperti telah disinggung, realitas perpecahan yang dihadapi oleh Gereja dari zaman ke zaman adalah buah karya si jahat dan bukan Roh Kudus. Si jahat memecah belah para pengikut Kristus dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menebarkan benih egoisme dan arogansi pada masing-masing anggota jemaat sehingga mereka tidak lagi saling menghormati dan menilai secara jujur perbedaan yang ada di antara mereka, tetapi malah mengutuk dan saling memusuhi antara satu sama lain. Si jahat sangat pintar dalam memainkan perannya, sehingga dapat melahirkan puluhan ribu kelompok yang sama-sama arogan dan sama-sama juga mengklaim superioritas ajarannya atas kelompok lain. Hal ini tentu sangat ironis karena tidak sesuai dengan harapan Tuhan yang ingin agar pengikut-pengikutnya tetap menjadi satu.

Oleh karena itu, sikap rendah hati, saling menghormati, dan keterbukaan untuk menilai dengan baik dan jujur segala perbedaan yang ada dalam jemaat-jemaat Kristiani adalah suatu keutamaan yang perlu dikembangkan dalam semangat membentuk kembali persatuan. Semua umat Kristiani, tidak dapat bersatu jika segala benih tipu daya setan yang memecah belah tetap dipertahankan. Karenanya, harus ada gerak dan transformasi diri yang simultan untuk berubah ke arah yang lebih baik demi terwujudnya persatuan abadi dalam Kekristenan. Semoga, usaha dan harapan ini dapat terwujud di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun