Oleh karena itu, persiapan yang matang diperlukan untuk melakukan modifikasi yang sesuai. Kompetensi antar budaya harus dikembangkan, seperangkat keterampilan yang dapat membantu orang beradaptasi untuk bekerja dalam konteks budaya yang berbeda agar siap untuk pekerjaan antar budaya.
Mereka menjadi sadar bahwa perbedaan budaya adalah penyebab perbedaan gaya mereka bekerja ketika mereka menghadapi perilaku individu yang berasal dari budaya yang berbeda. Bahasa dapat membantu menjembatani kesenjangan ini. Mereka mampu berkomunikasi satu sama lain dan bekerja sama melalui bahasa. Namun, lebih dari sekedar pengetahuan tentang etimologi Jerman diperlukan agar tim berfungsi secara efektif.
Dengan begitu, masing-masing pihak dapat melukiskan gambaran budaya pihak lain. Citra ini dapat mempengaruhi sikap setiap orang di tempat kerja. Misalnya, karena fakta bahwa karyawan dari budaya lain dianggap kurang ramah, pekerja Indonesia menjadi lamban ketika bekerja dengan mereka.
Mereka menekankan pentingnya taktik dalam menafsirkan pesan, memahami sifat orang Jerman. Oleh karena itu, penting untuk memahami budaya Jerman sebagai dasar yang membentuk perilaku Jerman.
Kebutuhan untuk beradaptasi di tempat kerja sangat penting. Ketidakmampuan untuk beradaptasi ini dapat mempengaruhi perkembangan stres kerja, frustrasi, masalah harga diri dan bahkan gejala depresi. Selain itu, ketidakmampuan untuk beradaptasi dapat membahayakan pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, adaptasi budaya yang komprehensif membutuhkan perolehan kompetensi antar budaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H