Mohon tunggu...
Ondi Madunan
Ondi Madunan Mohon Tunggu... Tentara - TNI AL

Saya seorang prajurit. Marinir TNI AL yang berpangkat Mayor, di Kesatuan Saya sebagai Trainer dan motivasi. Saat ini saya sedang menempuh kuliah S1 PSIKOLOGI di Untag Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pemikiran Filsafat Nietze dikaitkan dengan situasi saat ini

11 Januari 2025   16:29 Diperbarui: 11 Januari 2025   16:29 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Salah satu gagasan paling terkenal dari Nietzsche adalah "kematian Tuhan". Dalam karya The Gay Science dan Thus Spoke Zarathustra, Nietzsche mengemukakan bahwa tradisi agama, terutama agama Kristen, telah kehilangan otoritas moralnya dalam masyarakat modern. Kematian Tuhan tidak hanya berarti bahwa Tuhan sebagai entitas metafisik telah "mati", tetapi juga bahwa nilai-nilai yang bersumber dari agama tradisional, seperti nilai moralitas, telah kehilangan kekuatan mereka dalam kehidupan masyarakat modern. Pemikiran ini sangat relevan dengan kondisi sosial dan budaya saat ini, di mana kita menyaksikan penurunan pengaruh agama dalam kehidupan publik, terutama di dunia Barat. Masyarakat kini lebih mengandalkan rasionalitas, sains, dan sekularisme, namun pertanyaan besar muncul: apa yang menggantikan agama sebagai dasar moralitas?

Di dunia modern, krisis makna dan nihilisme seringkali menjadi akibat dari kematian Tuhan. Tanpa sistem nilai yang pasti, banyak individu merasa kehilangan tujuan hidup yang lebih besar. Kondisi ini terlihat jelas dalam krisis eksistensial yang dialami oleh banyak orang di tengah kemajuan teknologi dan informasi, yang cenderung memperkenalkan rasa keterasingan dan kekosongan. Nietzsche tidak hanya melihat "kematian Tuhan" sebagai bencana, tetapi juga sebagai sebuah peluang: kesempatan untuk menciptakan nilai-nilai baru dan mendefinisikan ulang makna hidup tanpa ketergantungan pada dogma agama. Saat ini, kita melihat banyak upaya untuk mencari makna baru melalui berbagai ideologi, filosofi baru, dan bahkan pencarian spiritualitas di luar agama konvensional.[2]

 

Nihilisme dan Tantangan Kehidupan Modern

Nihilisme adalah konsep penting dalam filsafat Nietzsche yang merujuk pada pandangan bahwa hidup tidak memiliki makna atau tujuan intrinsik. Dalam karyanya The Will to Power, Nietzsche mengamati bahwa kehilangan referensi agama membawa dampak besar terhadap keyakinan moral dan eksistensial dalam masyarakat. Nihilisme, yang muncul sebagai akibat dari kematian Tuhan, adalah kondisi di mana nilai-nilai lama runtuh dan dunia tampak kosong tanpa tujuan. Masyarakat yang terjebak dalam nihilisme berisiko jatuh ke dalam keputusasaan, kehampaan, atau bahkan destruktivitas.

Di dunia kontemporer, fenomena nihilisme bisa ditemukan dalam banyak aspek kehidupan. Contohnya, krisis identitas yang dialami oleh banyak individu di tengah arus budaya global yang serba cepat, konsumtif, dan sering kali dangkal. Banyak orang merasa terasing dari diri mereka sendiri dan kehilangan tujuan yang lebih dalam dalam hidup mereka. Isu kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan bunuh diri yang semakin meningkat dapat dilihat sebagai respons terhadap ketidakmampuan untuk menemukan makna dalam dunia yang semakin terfragmentasi.

Nietzsche tidak melihat nihilisme sebagai sesuatu yang harus dihindari atau ditanggapi dengan pesimisme. Sebaliknya, ia menganggap nihilisme sebagai tantangan yang harus diterima dan diatasi dengan menciptakan makna baru. Dalam konteks saat ini, ini berarti kita harus mengembangkan cara-cara baru untuk memberi makna pada kehidupan kita, baik melalui pencapaian pribadi, kreativitas, atau melalui pencarian spiritual yang lebih otentik dan sesuai dengan kondisi dunia modern.[3]

 

bermensch (Manusia Unggul) dan Pencarian Autentisitas dalam Dunia Modern

Konsep bermensch atau Manusia Unggul adalah salah satu gagasan utama dalam pemikiran Nietzsche yang terdapat dalam karya Thus Spoke Zarathustra. bermensch adalah individu yang melampaui nilai-nilai tradisional dan moralitas yang ada, serta menciptakan sistem nilai dan tujuan hidup mereka sendiri. bermensch tidak terikat pada norma-norma sosial atau moral yang menghalangi kebebasan dan potensi manusia. Dalam masyarakat modern, di mana kebebasan individu sering kali dipertanyakan oleh tuntutan sosial, politik, dan ekonomi, gagasan Nietzsche tentang bermensch sangat relevan.

Dalam konteks saat ini, konsep bermensch bisa dilihat sebagai panggilan untuk individu yang berani hidup secara autentik dan bebas dari tekanan konformitas sosial. Ini mengarah pada pencarian pribadi untuk mengembangkan potensi diri yang lebih tinggi dan mengatasi keterbatasan yang ditetapkan oleh masyarakat atau budaya. Di dunia yang dipenuhi oleh standar kecantikan, status sosial, dan materialisme, Nietzsche mengajak kita untuk bertanya: apakah kita hidup sesuai dengan nilai-nilai yang kita ciptakan sendiri, atau hanya mengikuti arus yang telah ada?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun