Penulis : Samudra Onasis
10 Des 2022
Bob Sadino (Lampung, 9 Maret 1933), atau biasa dipanggil Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang bergerak di bidang pangan dan peternakan. Dia adalah pemilik jaringan bisnis Kemchick dan Kemfood. Dalam berbagai kesempatan, ia kerap terlihat mengenakan kemeja lengan pendek dan celana pendek khasnya. Bob Sadino lahir dari keluarga kaya. Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Ketika orang tuanya meninggal, Bob, yang saat itu berusia 19 tahun, mewarisi semua kekayaan keluarganya, karena saudara kandungnya yang lain diyakini telah menikah, dan Bob kemudian menghabiskan sebagian besar uangnya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya, ia singgah dan menetap di Belanda selama kurang lebih 9 tahun. Di sana dia bekerja di London Lylod di Amsterdam dan Hamburg, Jerman.Saat tinggal di Belanda, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarganya kembali ke Indonesia. Dia membawa dua mobil Mercedes buatan tahun 1960-an. Dia menjual salah satunya dan membeli tanah di Kemang, Jakarta Selatan, sementara satu mobil yang lain masih beliau simpan. Setelah lama tinggal di Indonesia, Bob memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya karena tekadnya untuk bekerja secara mandiri.
Pekerjaan pertama yang dia lakukan setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes miliknya sendiri, dengan dirinya sendiri sebagai sopir. Namun sayang, suatu hari ia mengalami kecelakaan yang menyebabkan mobilnya rusak parah. Bob tidak memiliki cukup uang untuk memperbaikinya, akhirnya Bob beralih karier dan memutuskan menjadi tukang batu. Gajinya saat itu hanya 100 rupiah. Ia juga mengalami depresi akibat kehidupannya yang penuh tekanan.
Suatu hari, temannya menyarankan beternak ayam sebagai alternatif untuk melawan depresinya. Bob sangat tertarik. Saat beternak ayam itulah inspirasi wirausahanya muncul. Dia menyaksikan kehidupan sekawanan ayam yang dia rawat. Dia sangat terinspirasi bahwa ayam saja bisa berjuang untuk bertahan hidup, seharusnya begitu juga manusia.
Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya bisa menjual beberapa kilogram telur setiap harinya. Dalam waktu satu setengah tahun, dia dan istrinya memiliki banyak klien, terutama orang asing karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang Jakarta yang banyak orang asingnya.
Bob telah mengalami perubahan dramatis, dari pegawai feodal menjadi pegawai swasta. Kemudian, seiring berjalannya waktu, Bob dengan rambut putihnya menjadi pemilik tunggal supermarket Kem Chicks. Ia selalu tampil dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang simpel.
Bisnis supermarket Bob berkembang pesat, melebarkan sayap ke agribisnis, khususnya hortikultura, mengoperasikan kebun sayur untuk dikonsumsi oleh orang asing di Indonesia. Karena itu, ia juga menjalin kemitraan dengan petani di beberapa daerah.
Bob percaya bahwa setiap langkah kesuksesan selalu diawali dengan kegagalan. Jalan menuju kewirausahaan tidak semulus kelihatannya. Baginya, uang bukanlah prioritas utama. Yang penting ada kemauan, tanggung jawab, berani mencari, dan menangkap peluang.
Dalam pikiran orang yang melakukan sesuatu untuk berkembang, rencana tidak selalu harus kaku, hati manusia adalah perkembangan dari apa yang dilakukannya. Kelemahannya adalah, terlalu banyak berpikir membuat rencana sehingga mereka tidak segera bertindak.
"Tindakan yang paling penting," kata Bob.
Kesuksesan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke bidang ini. Setelah beberapa kali jatuh bangun, Bob menguasai bidang ini dengan mahir. Proses sukses Bob berbeda dengan orang biasa, harus dimulai dengan ilmu dan latihan, kemudian menjadi mahir dan profesional.
Menurut Bob, banyak orang berpaling dari ilmu dan berpikir serta bertindak mahakuasa dan sombong karena merasa memiliki ilmu lebih dari orang lain.
Di saat yang sama, Bob selalu fleksibel dengan klien, mendengarkan saran dan keluhan. Dengan sikap tersebut, Bob berhasil merebut simpati pelanggannya dan mampu menciptakan pasar.
Menurut Bob, kepuasan pelanggan menciptakan kepuasan tersendiri. Jadi dia selalu berusaha untuk memberi yang terbaik dalam melayani pelanggan.
Bob memperlakukan perusahaannya seperti keluarga. Kem Chicks Semua anggota keluarga harus saling menghormati, tidak ada profesi yang lebih tinggi, semua memiliki fungsi dan kelebihan.tuturnya.
Kesimpulan dari penulis.
Setelah kembali ke negara asalnya pada tahun 1967, Bob bekerja selama bertahun-tahun di Eropa, pekerjaan terakhirnya sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, anak bungsu dari lima bersaudara, tekad Bob hanya satu, yaitu menjadi pengusaha. Ayahnya, Sadino, penduduk asli Thoreau, adalah kepala sekolah SMP dan SMA Tanjung Karang dan meninggal saat Bob berusia 19 tahun.
Untuk menenangkan kegelisahannya, Bob mendapat hadiah 50 ekor ayam ras dari kenalannya Sri Mulyono Herlambang. Beginilah cara Bob Mendaki : Ia menjadi pemilik tunggal dan pengusaha dari Sistem Penanaman Sayuran Hidroponik Kem Chicks yang sa’at ini sukses. Lalu ada Kem Food, pabrik pengepakan daging di Pulogadung, dan shaslik “warung” Blok M di Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan dari awal tahun 1985 menunjukkan bahwa perusahaan Bob rata-rata menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar per bulan.
"Saya hidup dalam fantasi," kata Bob tentang kesuksesan bisnisnya.
Ayah dua anak itu kemudian mencontohkan fantasinya bisa menjual kangkung seharga Rp 1.000 per kilogram. "Tidak ada yang menjual kangkung dengan harga itu di mana pun," kata Bob.
Paman Bob, begitulah pegawainya memanggil, tidak ingin bergerak melampaui industri makanan. Baginya, bidang yang kini digarapnya tak ada habisnya. Karena itu, dia tidak ingin berfantasi tentang segala macam hal.
Menurut Haji penggemar berat musik klasik dan jazz dan memiliki tampilan yang unik. Momen paling membahagiakan baginya adalah saat shalat bersama istri dan kedua anaknya.
Bob Sadino sering mengatakan hal-hal yang tidak biasa bagi seseorang yang ingin sukses berbisnis.
Salah satu kutipan terkenal Bob Sadino adalah
Cara bodoh menjadi pengusaha
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI