Kerinduan demi kerinduan membasahi kalender April. Sebagian angka adalah penantian, sisanya lagi tanggal hitam yang menutupi mimpi.
Harapan sudah ditandu keranda. Aku satu-satunya pelayat yang memuja angka. Berupa waktu yang tak kunjung henti, serta sajak yang belum jeda dan juga mimpi yang enggan berjaga.
Kini senja di bibir telaga, masa silam sudah tenggelam, padma membiarkan telanjang tak berbunga
Ingin kubingkai jejakmu dengan aliran sungai yang bersumber dari sudut mataku. Mungkin bagimu kerinduan adalah sekedar fatwa yang tertulis, namun bagiku merupakan harakiri yang terus merajah isi kepala.
Dan kini, kerinduan hanyalah gerimis yang menggenangi tepi hatiku, mengikis seluruh perasaanku sampai tak ada lagi angka-angka di kalender.
SINGOSARI, 6 April 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H