Bibirku selalu berbisik doa untuk sebuah cinta. Sekian karib waktu kukecup hening. Memang cinta tak perlu terucap. Hanya cinta, pemilik sunyi yang berdetak dalam jantung.
Aku tahu, diamku adalah kesedihan yang sedang menyamar. Bagai ketabahan daun-daun yang gugur saat kelopaknya dibasahi embun. Sepi tak pernah tertulis. Rindu tak bisa berkata.
Hatiku adalah pohon yang menjulang menembus langit, namun aku rela mengecup bumi untuk sebuah cinta. Kuharap cinta bukanlah jam pasir, desirnya mudah menggelincir.
Aku yakin, Tuhan sedang mengumpulkan cinta dari tumpukan awan, atau mungkin dari reruntuhan bintang-bintang. Amin.
SINGOSARI, 24 Maret 2022
Sumber gambar https://media.swncdn.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H