Senja mulai mengejan sekuat tenaga. Di dampingi petang yang setia menjaga. Sebentar lagi kerlip bintang akan lahir.
Benar saja, usai maghrib mengemasi doa. Kerlip bintang terlahir. Banyak pengunjung cafe sudah tak sabar meminang. Mereka duduk beradu pandang, menceritakan banyak hal tentang cinta.
"Aku ingin menimang bintang itu untukmu Sayang," rayu seorang lelaki kepada kekasihnya.
Aku turut bahagia. Kulihat wajah kekasih merona. Sesekali menyibak rambutnya yang bergelombang, mirip kenangan dan rindu yang silih berganti.
Mereka pulang saat malam beranjak dewasa. Bergandengan tangan sangat akrab.
Sekali lagi, aku turut bahagia. Kerlip bintang tak jadi dipinang. Sebab Ia memang kekasihku di setiap malam tiba. Sampai seluruh pengunjung cafe pulang, barulah aku dipadamkan. Bukan untuk pergi, tapi untuk terus mencintaimu lagi.
SINGOSARI, 10 Maret 2022
Sumber gambar https://www.idntimes.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H