Gerimis membelai cemburuku
Petrikor memamerkan bau
Asmara megap-megap
Menghibur sepi yang bersihadap
Gerimis menjilat wajahku
Rona senja mengintip
Pipiku pucat pilu
Rindu tak mampu kucicip
Akhirnya,
Hujan pun menerkam tubuhku
Mendung mengikat tatapan
Merah mata direndam dendam
Kuseka perih yang menetes
Hujan menciutkan pekikku
Dihalau halilintar
Digerojok arus deras
Kuhitung sendiri sunyi
di lintasan arloji
SINGOSARI, 2 Februari 2022
Sumber gambar: https://ajiriswand.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!