Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sewaktu Gerimis dan Hujan

2 Februari 2022   21:07 Diperbarui: 2 Februari 2022   21:10 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://ajiriswand.blogspot.com

Gerimis membelai cemburuku
Petrikor memamerkan bau
Asmara megap-megap
Menghibur sepi yang bersihadap

Gerimis menjilat wajahku
Rona senja mengintip
Pipiku pucat pilu
Rindu tak mampu kucicip

Akhirnya,

Hujan pun menerkam tubuhku
Mendung mengikat tatapan
Merah mata direndam dendam
Kuseka perih yang menetes

Hujan menciutkan pekikku
Dihalau halilintar
Digerojok arus deras
Kuhitung sendiri sunyi
di lintasan arloji

SINGOSARI, 2 Februari 2022

Sumber gambar: https://ajiriswand.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun