Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mawarku, Jangan Marah Lagi

11 November 2021   21:26 Diperbarui: 11 November 2021   21:46 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak mampu lagi kutahan linangan air mata ini
Diammu tergeletak di dasar jurang
Kata-kata mematahkan ranting bunga
Kau telisik selisih, lalu tinggalkan ranjang ini

Sebentar lagi matahari lahir
Kutimang ia berbalut harap
Agar terang menampakkan halaman hatimu

Wahai Mawarku,
Di nada terendah nafiri,
kulihat sisa embun di kelopakmu,
meneteslah di tepi penantianku.


SINGOSARI, 11 November 2021

Sumber gambar https://i.scdn.co

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun